Tuesday, January 27, 2009

"Dangkal ilmunya dan tidak faham agama"

Saudaraku yang kumulyakan, statemen "Dangkal ilmu dan pemahaman ini sering sekali kita temukan akhir-akhir ini diberbagai tulisan-tulisan para pencari ilmu, bahkan mereka yang sudah bergelar mufti pun mengeluarkan statemen yang begitu congkak ini, padahal tanda ketinggian ilmu adalah bertambah tawadhu'nya atau kerendahhati seseorang, karna jelas didalam Al-qur'an Allah berfirman secara jelas dan tidak berselisih tafsirnya dalam Sural Al-fathir ayat 28 "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya Adalah ulama'".


Bahkan dalam tafsir Qurthubi tercantum pendapat Mujahid bahwasanya seorang Faqih atau seorang ahli Fiqh atau orang faham tentang agama maka dialah yang lebih takut kepada Allah, iyanya memang demikan bahwasanya dari ke empat imam Ahlussunnah wal jama'ah mereka saling memulyakan pendapat yang lain walaupun imam tersebut mengungkapkan pendapatnya yang berbeda dengan alasan/dalil tersendiri, bahkan Imam syafi'ie sendiri mengeluarkan statemen ketawadhuan yang sungguh memukau "Jika kalian mendapati pendapatku tidak benar, maka lemparkan pendapatku itu ke tembok" Begitu pula dengan Imam-imam yang lain, ada yang mengatakan:"pendapatku benar, mungkin mengandung kesalahan. Pendapat orang lain salah, mungkin mengandungi kebenaran? Juga ada yang berkata:"Jika kalian temui hadits shahih, maka itulah mazhabku?


Sungguh statemen para imam diatas tidak menjatuhkan sedikitpun kewibawaan keilmuan mereka justru mereka terangkat tinggi bagai bintang, mereka adalah benar-benar ulama' yang semakin pandai, semakin berilmu semakin takut kepada Allah, bukan melecehkan pendapat ulama' lain dengan mengatakan "Dangkal ilmunyalah, tak faham agamalah, sesat dan lebih-lebih musyriklah" dll.


Pernyataan dan tuduhan kepada orang lain atau kelompok lain dengan perkataan Dangkal ilmunya ini tidaklah patut dilontarkan kepada saudara seiman yang mengakui kebenaran dua kalimat syahadat, jika memang masih banyak dikalangan masyarakat yang kurang ilmunya maka mereka tidak mengeluarkan hukum atau fatwa sama sekali, hanya taklid atau mengikuti, sedangkan hukum mengikuti ulama adalah diperbolehkan bagi orang awam yang belum banyak tahu ilmunya, oleh sebab itu sebelum mengatakan "Dangkal ilmunya" kepada yang mau dituduh hendaknya telusuri dulu siapa yang berfatwa atau yang mengeluarkan pendapat sehingga diikut masyarakat tersebut, karna boleh jadi jika tidak tahu yang mengeluarkan siapa yang berfatwa pertama kali atau yang diikuti sesungguhnya yang mengatakan "Dangkal ilmunya" itulah yang sejatinya lebih dangkal ilmunya.


Perkataan Dangkal ilmunya dan pemahamannya ini sangat cocok dilontarkan kepada orang-orang non muslim atau kafir yang menantang jidal (berdebat) dengan orang islam, bahkan sampai-sampai Rosulullah diperintahkan untuk menawarkan bermubahalah dengan mereka yang tetap ngotot bahwa mereka adalah benar, tetapi statemen itu tidak pas dan tidak sepatutnya bagi yang beriman dg bersyahadat, karna sesiapa telah bersyahadat iyanya dia telah muslim dan Rahmat Allahlah bagi orang Muslim dan Mu'min dan tidak patut sesama muslim mengundang Adzab Allah (mubahalah) hanya masalah furu'.


Saudaraku yang saya mulyakan, terdapat pula hadits nabi SAW yang memberikan perhatian kepada kita agar berhati-hati dalam melakukan segala sesuatu termasuk mengeluarkan statemen, seraya beliau bersabada dari Abdullah bin mas'ud "Tidak akan masuk syurga siapa saja yang di hatinya terdapat seberat dzarroh (biji sawi) dari kesombingan.(HR.Muslim)


Ini mengisyaratkan kepada siapapun kepada kita agar berhati-hati dalam segala hal termasuk mengeluarkan kata merendahkan "Dangkal ilmunya" yang secara langsung atau tidaklangsung sang pembaca akan berasumsi bahwa yang mengeluarkan statemen tersebut adalah lebih tinggi ilmunya dibandingkan yang diremehkan dg Dangkal ilmunya. Bahkan pelajaran yang memukau lagi dari rosulullah yang dilempar oleh orang Quraisy sampai berdarah2, maka jibril menawarkan akan menimpahkan gunung pada yang menganiayanya tetapi Rosulullah dengan sabar bersabda "tidak usah sungguh mereka itu belum tahu, (belum diberikan hidayah)" ini adalah tanda kasih sayang seorang Rosul kepada mereka yang belum mengerti, Rosulullah tidak mencela mereka bukan?.walaupun nyata2 mereka adalah masih kafir.


Wallahu a'lamu bishowab

Wednesday, January 21, 2009

Madzhab dalam sunnah.

Asal muasal madzhab

Mazhab ( مذهب, madzhab) adalah istilah dari bahasa Arab, yang berarti jalan yang dilalui dan dilewati, sesuatu yang menjadi tujuan seseorang baik konkrit maupun abstrak. Sesuatu dikatakan mazhab bagi seseorang jika cara atau jalan tersebut menjadi ciri khasnya. Menurut para ulama dan ahli agama islam, yang dinamakan mazhab adalah metode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian, kemudian orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang jelas batasan-batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah. (sumber wikipedia)
 

Sebenarnya banyak sekali aliran dan mazhab yang dikenal dalam sejarah Islam. Sejak masa sahabat dan munculnya perbedaan pendapat dalam masalah cabang agama, setiap pendapat lalu disebut dengan istilah mazhab, maka di sana terkenal  mazhab Aisyah, mazhab Adbullah bin Umar, mazhab Abdullah bin Masud dll.

Sampai sekitar pertengahan abad keempat, ada sekitar 13 mazhab terkenal yang pendapat mereka dikodifikasikan oleh para pengikut mereka, termasuk di dalamnya mazhab empat, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali. Selanjutnya mazhab empat tersebut yang paling populer di kalangan umat Islam sunni serta mendapatkan perhatian intelektual yang sangat besar dari para pengikutnya.

Dalam ilmu usuhul fiqh, terdapat istilah penting yang berkaitan dengan masalah bermadzhab, yaitu ijtihad, taqlid dan talfiq.

1. Ijtihad

Ijtihad didefinisikan sebagai "upaya untuk menemukan hukum-hukum shariah (agama). Untuk bisa mencapai taraf ijtihad, para ulama membuat beberapa persyaratan, yaitu :
1. Mengetahui arti ayat-ayat al-qur'an, baik dari segi bahasa maupun hukum.
2. Mengetahui hadist-hadist dan mengetahui maksudnya dari segi bahasa maupun hukum, seorang mujtahid (pendiri madzhab) minimal menghafal 400 ribu hadits berikut hukum matannya (menurut imam Ahmad bin Hambal murid imam syafi'ie)
3. Mengetahui masalah nasikh dan mansukh (abrogasi dalam hukum qur'an dan hadist)
4. Mengetahui permasalahan-permasalahan yang telah terjadi konsensus para ulama mengenai hukumnya.
5. Mengetahui masalah analogi hukum Islam.
6. mengetahui bahasa Arab.
7. Mengetahui methodologi pengambilan hukum islam.
8. Mengetahui maqasid shariah (filsafat hukum Islam).

Itjihad dalam masalah-masalah agama senantiasa terbuka sampai kapan pun. Memang sering kita dengar isu bahwa pintu ijtihad telah tertutup, tapi kalau mau kita sadari, itu adalah isu yang menyesatkan, karena menutup pintu ijtihad sama saja dengan melarang orang berfikir. Agama Islam adalah agama yang mengajak kebebasan berfikir dengan logika yang benar. Imam Baghawi pernah mengatakan bahwa mencari ilmu untuk bisa mencapai tingkat ijtihad hukumnya fardlu kifayah. Bila dalam satu masa, tidak ada orang yang mau mencari ilmu untuk meraih tingkat ijtihad maka, berdosalah seluruh umat Islam yang hidup pada saat  itu.

Mencari solusi hukum islam untuk permasalahan-permasalahan baru di zaman sekarang juga termasuk ijtihad.

Ijtihad dibuka dalam segala bidang, termasuk dalam masalah-masalah ritual dan fiqh. Hanya yang perlu diketahui di sini adalah ijtihad dengan cara, metodologi dan etika yang benar, sesuai dengan dalil-dalil yang ada.

Jika mampu untuk berijtihad maka kewajiban seseorang untuk berpegang pada pengetahuannya, tetapi jika tidak mempu/tidak memenuhi syarat maka hendaknya taklid

2. Taqlid

Taqlid adalah mengambil pendapat ulama dengan tanpa mengetahui dalilnya. Mengambil satu hukum dengan referensi empat madzhab atau lainnya dengan tanpa mempelajari dalilnya, termasuk taqlid. Taqlid boleh dilakukan oleh orang yang pengetahuan agamanya terbatas, sehingga tidak mempunyai kemampuan untuk bisa mengakses dalil-dalil yang ada. Taqlid boleh dilakukan hanya kepada ulama-ulama yang benar-benar mengetahui ilmu-ilmu agama dan taqlid yang terbaik adalah dengan disertai memperlajari dlail-dalil dari pendapat yang diikutinya. Taqlid buta, meskipun ia tahu itu bertentangan dengan dalil yang ia ketahui, atau taqlid dengan fanatik, sehingga merasa benar seindiri, sangat dicela dalam agama.

Bidang yang diperbolehkan taqlid, menurut sebagian besar ulama, secara teoritis, adalah  furu' (cabang-cabang fiqh), sedangkah masalah tauhid (keyakinan) tidak boleh taqlid. Namun kalau dikaji secara empiris, tentu sulit untuk menerapkan ketentuan seperti itu. Masyarakat yang pengetahuannya terbatas dalam bidang apapun, pasti akan cenderung melakukan taqlid.

Bertaqlid kepada salah satu dari empat madzhab fiqh merupakan tindakan terpuji , karena muqallid (orang yang melakukan taqlid) tentu telah berkeyakinan bahwa madzhab yang dianutnya adalah yang terbaik bagi dirinya, artinya dari pertimbangan memperkecil keraguannya. Namun fanatik dengan madzhab yang dianutnya merupakan perbuatan  tercela, karena ini berarti menganggap madzhab lain salah. Muqallid harus tetap berkeyakinan bahwa di sana ada pendapat lain yang mungkin layak juga untuk dipakai.

Keuntungan dari menggunakan satu madzhab adalah dari aspek simplifikasi pengajaran. Orang awam tentu akan lebih mudah belajar dan diajari dengan pendekatan satu madzhab, karena ini tidak membingungkan. Kerugiannya, antara lain: terkadang taqlid dengan satu madzhab bisa merangsang fanatisme madzhab, apalagi pada kalangan awam yang tidak diberi wawasan agama yang baik. Terkadang taqlid kepada satu madzhab juga memperberat penerapan hukum,aplagi bila kondisi tidak memungkinkan.

Sebagian besar ulama berpendapat tidak ada ketentuan yang mewajibkan bertaqlid kepada satu imam saja, namun boleh kepada imam lain yang diyakininya benar. Pendapat ini juga dipakai oleh para ulama terkemuka saat ini, karena menghembuskan nafas keterbukaan dalam menerapkan hukum agama.

3. Talfiq

Permasalahan taqlid yang telah mengundang polemik ulama dari rentang waktu yang cukup panjang, pada sekitar abad ke-10 hijriyah telah mengantarkan kepada gagasan pembatasan taqlid, yaitu dengan konsep talfiq. Mereka mengatakan bahwa taqlid sah apabila tidak mengantarkan kepada talfiq. Talfiq didefinisikan : mencetuskan hukum dengan mengkombinasikan berbagai madzhab, sehingga hukum tersebut menjadi sama sekali baru, tidak ada seorang ulama pun yang mengatakannya. Mencampur-campur madzhab dengan sengaja dan mencetuskan hukum baru yang sama sekali tidak ada dalilnya, itulah yang lebih tepat disebut talfiq yang dicela agama. Adapun berpindah madzhab dalam satu masalah agama dengan berlandasan kepada dalil atau karena kondisi tertentu, tidak lah termasuk talfiq.

Dalam menggunakan pendapat madzhab yang berbeda-beda yang perlu diperhatikan adalah sbb :
1. Tidak dengan sengaja mencari-cari yang mudah (sengaja mencari enaknya) dengan tujuan mempermainkan agama, apalagi yang mengantarkan kapada hukum baru yang sama sekali tidak dikatakan oleh salah seorang ulama. Misalnya mengambil pendapat yang mengatakan boleh nikah tanpa wali, kemudian mengambil pendapat kedua yang mengatakan boleh nikah tanpa saksi, kemudian mengambil pendapat ketiga yang mengatakan sah nikah tanpa mahar, lalu mencetuskan pendapat "boleh nikah tanpa wali, saksi dan mahar". Pendapat ini tidak ada seorang pun ulama yang mengatakannya.

2. Tidak mengantarkan kepada pendapat baru yang sama sekali bertentangan dengan dalil.
3. Tidak memaksakan diri menggunakan pendapat yang telah diketahui atau diyakini kelemahnya.
4. Tidak boleh dalam satu ibadah, misalnya dalam wudlu mengambil mazhab Syafi'i dalam mengusap sebagain kepala, kemudian mengikuti mazhab Hanafi dalam masalah tidak batal memegang kemaluan, padahal tanpa mengetahui dalil masing-masing dan hanya bermazhab buta atau taqlid.
disalin dari tulisan : Muhammad Niam di pesantren virtual

Sunni atau lebih dikenal dengan Ahlus-Sunnah wal Jama'ah

pada awal mula perkembangannya banyak memiliki aliran, ada beberapa sahabat, tabi'in dan tabi'it tabi'in yang dikenal memiliki aliran masing-masing. Sampai kemudian terdapat empat mazhab yang paling banyak diikuti oleh Muslim Sunni. Di dalam keyakinan Sunni, empat mazhab yang mereka miliki valid untuk diikuti, perbedaan yang ada pada setiap mazhab tidak bersifat fundamental.
 
diantara madzhab sunni yang telah diakui validalitasnya adalah yang digunakan secara luas saat ini antara lain: mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali

Syiah
Syi'ah atau lebih dikenal lengkapnya dari kalimat bersejarah Syi`ah `Ali pada awal mula perkembangannya juga banyak memiliki aliran. Namun demikian hanya tiga aliran yang masih ada sampai sekarang, yaitu Itsna 'Asyariah (paling banyak diikuti), Ismailiyah dan Zaidiyah. Di dalam keyakinan utama Syi'ah, Ali bin Abu Thalib dan anak-cucunya dianggap lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan sebagai khalifah dan imam bagi kaum muslimin. Di antara ketiga mazhab Syi'ah terdapat perbedaan dalam hal siapa saja yang menjadi imam dan pengganti para imam tersebut pada saat ini.

Mazhab Khawārij mencakup sejumlah aliran dalam Islam yang awalnya mengakui kekuasaan Ali bin Abi Tholib, lalu menolaknya karena melakukan takhrif (perdamaian} dengan Muawiyyah bin abu Sufyan yang mereka anggap zalim. Awalnya mazhab ini berpusat di daerah Irak bagian selatan. Kaum Khawārij umumnya fanatik dan keras dalam membela mazhabnya, serta memiliki pemahaman tekstual Al-qur'an yang berbeda dari Sunni dan Syi'ah.


Macam2 khowarij

1.     Muhakimahartinya orang yang berhukum dengan hukum Allah karena mereka selalu berkata : " Tiada hukum kecuali dengan hukum Allah ".Mereka menentang khalifah Ali dan menganggap Sayidina Ali telah berdosa sebab menerima hukum dari manusia karena sayidina Ali menerima keputusan tahkim. Prinsip mereka adalah : (a) mengkafirkan Ali dan pengikutnya (b) Wajib menurunkan atau membunuh pemimpin jika berbuat dzalim  (c) Mengkafirkan mereka yang berbuat dosa (d) dibenarkan membunuh anak-anak dan kaum wanita.

2.      Azariqahadalah pengikut Nafi bin Al Azraq yang menyatakan : (a) Sesiapa yang menyalahi mereka adalah musyrik (b) Sesiapa yang tidak berhijrah bersama mereka adalah syirik (c) Wajib menguji sesiapa yang berhijrah bersama mereka, dan membunuh mereka yang diangap munafik (d) Membunuh anak-anak dan wanita yang tidak sesuai dengan prinip mereka (e) Menganggap negeri mereka adalah Darul hijrah dan negeri kaum Muslimin di luar mereka sebagai Darul Kufr (f) Sesiapa yang berbuat dosa besar adalah kafir. Menurut al malathi mereka ini orang-orang yang wara', dan tekun beribadah siang dan malam.

3.      Najadatadalah pengikut Najdat bin Amir yang menyatakan : (a) kafir sesiapa yang tidak mengikuti mereka (b) Kafir mereka yang tidak mengikuti pemimpin mereka (c) Pengikut mereka tidak akan masuk neraka, walaupun berdosa akan diazab bukan dengan api neraka (d) Berlanjutan dalam dosa kecil menjadi syirik (e) Boleh membunuh ahludz dzimmah yaitu mereka yang tidak mengikuti ajaran mereka. Menurut al Malathi mereka ini juga mengkafirkan ulama salaf dan khalaf.

4.      Baihasiyah yaitu pengikut  Baihas al Haisham bin Jabir yang menyatakan : (a) Seseorang belum dianggp Muslim kecuali setelah mengenal Allah dan rasulNya. (b) Tiada haram kecuali yang diharamkan oleh Al-Quran dan yang tidak disebutkan dalam Al-Quran tentang harmnya berarti halal (c) Tidak membedakan antara ushul aqidah dan hukum fiqhiyah.

5.      Ajaridahyaitu pengikut Abdul Karim bin Ajrad yang menyatakan : (a) Tidak boleh mengatakan kafir atau Muslim terhadap seorang anak Muslim sampai dia diajak memeluk Islam dan waib diajak memeluk Islam ketika mencapai usia baligh (b) Membenarkan kawin dengan cucu dari keturunan anak perempuan (c) wajib menurunkan pemimpn yang dzalim dan menghukum pengikutnya. (d) Surah Yusuf tidak termasuk dalam bagian surah Al-Quran.

6.      Tsa'labiyahyaitu pengikut Tsa'labah bin Musytakan yang berpendapat : (a) Orang yang tidak mengikuti mereka bukan kafir dan juga bukan Muslim (b) Sesiapa yang meninggalkan shalat menjadi kafir (c) Mengambil zakat daripada hamba sahaya.(d) Menyatakan Allah bersifat dengan sifat manusia (tasybih ) sebagaimana pendapat Jabariyah Jahm bin Sofyan.

7.      Ibadiyahyaitu pengikut Abdullah bin Ibadh at Tamimiy yang menyatakan ajarannya bahwa : (a) Orang Muslim yang tidak menyetujui kelompoknya dianggap kafir tetapi bukan kafir musyrik (b) Negeri Muslim yang tidak setuju dengan ajaran dan pendapat mereka adalah negeri tauhid ( bukan negeri Islam ) dan kawasan tentara negeri tersebut  merupakan Darul Harb (d) Orang yang melaksanakan ajaran Al-Quran termasuk mukmin dan yang tidak melaksanakannya dinamakan kafir musyrik (e) Semua dosa besar dan kecil merupakan perbuatan syirik (f) Boleh membunuh sesiapa yang tidak setuju dengan pendapat mereka.

8.      Sufriyah Ziyadiyahyaitu pengikut Zayad bin Ashfar yang menyatakan : (a) Dosa yang terkena hukum hudud tidak menjadi kafir, sedang dosa yang tidak ada hukum hudud seperti meninggalkan shalat dan puasa menjadi kafir ( b) Tidak mengkafirkan sesiapa yang tidak mengikuti mereka.

Ada sebagian kelompok yang mengeklaim dirinya tidak menganut madzhab atau mengaku tidak bermadzhab, pokoknya berdasarkan Al-qur'an dan hadits, maka perlu diketahui keseluruhan madzhab diatas yang telah diuraikan panjang lebar semuanya mengaku demikan (berdasar Al-qur'an dan hadits), artinya secara tidak langsung orang atau kelompok tersebut akan membuat pemahaman baru dengan jalan (madzhab) baru yang menurut dia paling benar.

Sekali lagi coba direnungkan bahwa madzhab adalah cara memahami Al-Qur'an dan hadits, sementara mujtahid orang yg berkapabelitas mengeluarkan suatu hukum dan perhatikan imam madzhab seluruhnya adalah ahli hadits, tidak hanya cukup hafal 100.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya tetapi mereka minimal hafal 400.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya.

Wallahu a'lamu bishowab.

Saturday, January 17, 2009

Tafsir Dan tidak beriman kepada Allah dari kebanyakan mereka kecuali mereka musyrik

وما يؤمن اكثرهم بالله إلا وهم مشركون( يوسف 106

 

Ayat diatas(QS.Yusuf 106) ini sering sekali dijadikan dalil oleh segolongan orang untuk menuduh saudaranya yang muslim sebagai orang yang musyrik, padahal antar musyrik dan iman sangat berbeda jauh, antara islam dan musyrik pun juga sangat berbeda jauh. Orang musyrik itu haram masuk masjidil haram (lihat surat at-taubah 28) sementara orang muslim banyak pergi ke makkah, mengapa yg mengatakan musyrik pada orang islam itu tidak melarang masuk masjidil haram, dan yg kafir terang2 dilarang. Sungguh keji tuduhan mereka terhadap saudaranya yg beriman.

 

Tidakkah berhati2 menuduh saudaranya yang bersyahadat, yang sholat puasa zakat bahwa mereka adalah musyrik, dikaranakan bertawasul, dikarenakan bermaulid nabi, dikarenakan ziarah kubur, dikarenakan hal furu' lain yg telah bertahun-tahun dibahas dari ulama' dahulu sampai sekarang.

 

Mereka berkata bahwa muslim sekarang itu seperti kaum musyrikin jahiliyah sewaktu rosulullah diutus untuk menegakkan ajaran islam, melenyapkan kemusyrikan yang ada pada saat itu, karna masyarakat waktu itu beriman kepada Allah juga dan mereka tapi masih menyembah berhala dan percaya dg yang lain, apakah benar sama demikian???

 

Kemudian mereka pun berbicara bahwasanya kebanyakan orang muslim sekarang adalah telah syirik, dan sedikit yg tidak. benarkah? Apakah prosentase orang muslim dengan yg benar2 syirik itu banyak yg syirik? Padahal mereka sudah bersyahadat sholat puasa zakat dan bahkan haji? Jika prosentase itu adalah manusia maka hal itu benar karna penduduk dunia islam adalah agama kedua, artinya diluar islam lebih banyak, dengan agama terbesar didunia yaitu Kristen saja islam telah kalah apalagi ditambah musyrikin diluar Kristen dan Islam konhucu, hindu budha dll, tetapi prosentase dlm tuhub islam benarkah? bagaimana dengan sabda rosul yg mengatakan bahwa umat rosul itu akan keluar dari jahannam dan masuk surga sampai tidak tersisa bahkan yg berdosa besar yg mati masih meyakini kalimat la ilahaillallah Muhammad arrasulullah, dan ada kebaikannya.

 

Pernyataan syahadat itu berat sekali maknanya, kalimat itu ikrar ketuhanan tiada tuhan selain allah, benarkah muslim yg dituduh musyrik itu mengakui tuhan lain selain Allah? Kalau iya, batal memang syahadatnya, tetapi kalau ternyata tidak dan karna kebodohan terjebak dalam keyakinan tahayul, maka yg menuduh musyrik sungguh patut berhati-hati, karna kesyirikan itu ikrar keyakinan. Alangkah baik jika kita bertanya pada orang yg akan dituduh musyrik, benarkah mereka yakin dan menyembah tuhan selain Allah atau menganggap ada sekutu bagi Allah? Bukankah yang tahu keyakinan di hati ini hanya Allah dan orang itu sendiri.

 

Dikalangan para peziarah kubur ada yg jahil, walaupun ziarah itu dianjurkan oleh rosulullah, ada pula yg tidak mengetahui ilmunya sehingga saat ziarah kubur berkeyakinan bahwa dengan ziarah itulah dia dapat kemudahan karna orang yg diziarahi itu memberikannya misal, bahwa makna tawasul adalah meminta pada rosul dan rosul yg mengabulkannya kemudian rosulullah yg bisa melancarkan urusannya bukan dari Allah, itu kesalahan pemahaman, sama dengan ketika kita berobat kalau kita yakin bahwa kita sembuh karna diobati dokter dan bukan kesembuhan yg datang dari Allah melalui dokter maka sesungguhnya sama dengan peziarah yg salah presepsi itu dan yg tawasul tadi diatas, dan juga ada yg niat haji bukan karena Allah, rekreasi misalnya atau Ada orang yg minta doa yg berdoa adalah syeh arab (dirukyah) kemudian terijabah, lalu yakin bahwa syeh itu yg hebat, yakin bahw syeh lah yg memberi manfaat dan mudhorot dan berterimakasih pada syeh sangat melebihi syukur kepada Allah, itu juga sudah terjatuh dlm syirik kan.

 

Bahkan ketika kita beramal, kemudian amalan itu karna ria' (pamer) karna ada si a b, atau pengen dipuji biar dibilang baik, atau karna ingin jabatan, caleg biar banyak yg pilih atau karna ingin keuntungan biar dibaikin kembali. Bukan lillahitaala baik yg dibaiki akan kembali membaiki atau tidak maka ikhlas, bahkan dibalas cacian pun tidak menggrutu, tidak mengungkit amalan kebaikannya. Amalan yg karna Allah ikhlas, yg karna sesuatu hal maka itu tergolong syirk kecil. Sebagai mana keterangan yg akan datang dari hadits rosulullah dan firman Allah hadits qudtsi.

 

Coba kita lihat tafsir dari ayat tersebut:

  1. Di tafsir jalalain keteranagan "mereka itu beriman kepada Pencipta dan yg Maha memberi rizki, tetapi mereka meyakini bahwa Allah memiliki sekutu, yaitu para sesembahan mereka karena dalam lafal talbiyah di ka'bah mereka mengucapkan : : لبيك لا شريك لك، إلا شريكا هو لك

 

Dari keterangan tafsir jalalain tersebut apakah benar orang muslim sekarang sama dengan musyrik zaman dulu? Orang zaman dahulu tidak mau secara terang2an merubah lafal talbiyah tersebut, itu berdasar keyakinan mereka yg meyakini ada tuhan sekutu bagi Allah dan talbiyah tersebut ikrar keyakinan mereka.

 

  1. dalam tafsir ibnu katsir terdapat nukilan imam hasan al-basryri maksud ayat tersebut adalah "orang munafik yg beramal dengan amalan riya' maka mereka syirik dengan amalannya beliau berdasar pada hadits nabi

عن أبي هريرة رضي اللّه عنه قال، قال رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم}، عن أبي هريرة رضي اللّه عنه قال، قال رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم: (يقول اللّه أنا أغنى الشركاء عن الشرك، من عمل عملاً اشرك فيه معي غيري تركته وشركه) ""أخرجه مسلم

Rosulullah bersabda "Allah berfirman 'Aku adalah sekutu yg paling kaya dari pada sekutu, dan barang siapa yang beramal dengan amalan yg menyekutukanku dengannya (beramal tidak karna Allah) maka Aku meninggalkannya beserta yang disekutuinya"

Dalam riwayat lain dari sa'id diterangkan pula bahwa pada hari akhir nanti barang siapa yang beramal bukan karena Allah maka orang tersebut tidak berhak mendapat pahala dari Allah, dan nabi SAW juga takut akan jatuhnya syirik kecil menimpa pada diri umat beliau, kemudian beliau ditanya apakah syirik kecil itu? Beliau menjawab "Riya'" atau pamer, karna Allah SWT berfirman di hari akhirat nanti, manusia disuruh pergi kepada sesuatu yg di riya'inya dlm beramal, dan apakah yg diriyai itu memberikan pahala?

  1. dan dalam tafsir kurthubi ayat ini turun pada sebuah qoum yg mereka mengikrarkan bawha Allahlah penciptanya dan pencipta segala sesuatu, tetapi mereka menyembah berhala, demikian kebanyakan perkataan mufassir (ahli tafsir) seperti al-hasan, mujahid, amir sya'bi dll. Ikrimah berkata bahwa mereka mensifati Allah dengan sifat selain yg semestinya sifat Allah, kemudian menjadikan tandingan atau yg semisal deng Allah, hasan berpendapat bahwa mereka itu para ahli kitab (orang yahudi nasrani) bersama mereka itu syirik dan iman, iman kepada Allah tetapi kafir terhadap nabi Muhammad SAW, maka tidak syah iman mereka ini diceritakan ibnu anbari. Mawardi berpendapat bahwa mereka banyak yg beriman dilisannya saja tetapi inkar dihatinya, kemudian diterangkan pula sebab syirik dimisalkan anjing penjaga rumah yg diyakini bisa menjaga rumah, kalau tidak karna anjing rumah maka niscaya telah masuk kerumah pencuri.

 

Ini seperti yg diterangkan diatas bahwa keyakinan syirik bahwa sebab keselamatan kesembuhan,kebaikan yg dinisbatkan kepada selain Allah adalah syirik dalam tafsir kurtubi, jadi sekali lagi ini adalah fenomena keyakinan masyarakat bukan hanya keyakinan para peziarah kubur tetapi juga para politikus, para pejabat, para orang kaya, para ulama boleh jadi dan banyak lagi orang banyak. Tetapi ingat ini adalah fenomena keyakinan yg semestinya diluruskan, bukan ziarah kuburnya yg dilarang tapi keyakinannya yg diluruskan, bukan politiknya yg mutlak haram tapi caranya, bukan berobat kedokternya yg haram tetapi keyakinan ketika sembuhnya yg diluruskan bukan pula memiliki satpam yg haram tetapi tawakalnya dan keyakinannya  kepada Allah yg diperkuat dll.

 

Dalam hadits Bukhori no 7499 versi web al-eman.com

…..‏"‏‏.‏ قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ‏.‏ وَكَانَ فِي قَلْبِهِ مِنَ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ شَعِيرَةً، ثُمَّ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ‏.‏ وَكَانَ فِي قَلْبِهِ مِنَ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ بُرَّةً، ثُمَّ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ‏.‏ وَكَانَ فِي قَلْبِهِ مَا يَزِنُ مِنَ الْخَيْرِ ذَرَّةً ‏"‏‏.‏بخاري

Nabi SAW bersabda "akan keluar dari neraka siapa saja yg mengucapkan La ilahaillallah (Tiada Tuhan Selain Allah) dan dan dihatinya memiliki kebaikan seberat rite, kemudian akan keluar dari neraka siapa saja yg mengucap la ila haillallah dan di hatinya ada kebaikan seberat burroh, kemudian akan keluar dari neraka siapa saja yg mengucap la ila haillallah dan dihatinya terdapat kebaikan seberat biji sawi.

NB:rite (ukuran dalam timbangan) Burroh: (sejumlah ukuran dalam timbangan (libra)

hendaknya berhati hati menuduh syirik kepada orang lain sungguh begitu mengerikan hukuman bagi orang musyrik itu, mereka dilarang menikah dg orang muslim, mereka terputus hubungan nasab dg orantua atau anaknya dll, perlu pembahasan serius dalam hal menentukan orang syirik, kitab showa ikul ilahiyah menegur Muhammad bin abdul wahhab yg gegabah menganggap syirik saudaranya yg muslim. kitab itu dikarang sulaiman bin abdul wahhab bisa anda download di:

www.downloadtausiah.blogspot.com  nama buku Showaikul ilahiyah (cemeti ilahi)


wallahu a'lamu bishowab

by : Komarudin Evendi


Friday, January 16, 2009

Tingkatan Kemulyaan Manusia

Berbicara tentang tingkatan, untuk mempermudah maka kita bisa melihat pada tangga, satu demi satu anak tangga dilalui dan yang terakhir akan sampailah pada tingkatan pada yang paling tinggi, kurang lebih demikianlah tingkatan dalam derajat kemulyaan seseorang dihadapan Allah SWT.
 
Allah berfirman "wahai sekalian manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling ta'aruf mengenal satu sama lain, sesungguhnya yang paling mulya di sisi Allah adalah yang paling Bertaqwa diantara kalian" (QS. Al-hujurat 13)
 
Dari terjemahan al-qur'an di atas, jelas bahwa barometer kemulyaan seseorang disisi Allah, yang paling dicintai Allah, yang paling dirahmati Allah, yang paling dibanggakan Allah Sang pencipta alam semesta ini adalah ketakwaan, dan sebaliknya manusia paling durjana paling hina paling terkutuk dan paling rendah adalah yang paling tidak bertakwa kepada Allah, mari kita mencoba menelusuri di posisi manakah kita saat ini, ditangga keberapakah keadaan kita, sehingga kita bisa memprediksikan kedekatan kita kepada Robbul alamin, yang artinya dekat pula dengan syurganya atau sebaliknya kemurkaan Allah yg berarti kesengsaraan dan neraka.
 
Dua golongan paling bawah diangkat dari surah Al-Fatihah Ayat terahir yang kita hindari dan berlindung kepada Allah dari golongan dua ini, yaitu golongan orang-orang yang dimurkai (maghdzub) Allah dan golongan orang-orang yang tersesat (Dhzoolin).
 
Dimulai dari tangga paling bawah yaitu makhluk paling dimurkai Allah(maghdub), siapakah dia? makhluk ini tahu benar akan Allah, kenal akan keagungan Allah, mengerti bahwa satu-satunya tuhan di jagat alam ini adalah Allah, tetapi secara terang-terang makhluk ini menentang perintah Allah, maka baginyalah laknat dan jaminan neraka kekal didalamnya, sudah barang tentu dan bisa ditebak bahwa dia Adalah Iblis laknatullah, Syaiton terlaknat, namun sesuai permintaan si iblis kepada Tuhan Semesta Alam, maka sang iblis ini memohon untuk menggoda dan mencari teman dari golongan manusia untuk menemani pembangkangannya, maka tak ayal banyang sekali manusia yg mengerti agama, faham Agama, Ahli kitab yang enggan dan bahkan menghalang-halangi manusia untuk beriman kepada Allah, dan dengan sengaja menyebarkan kebebasan kemaksiatan dan pembangkangan terhadap Tuhan Robbul izzati, menyelewengkan hukum islam dengan mengikuti hawa nafsunya sendiri, termasuk didalamnya adalah orang yang keluar dari islam secara terang-terangan atau menyatakan dirinya murtad(bukan tertuduh), mereka inilah yang termurkai oleh Allah SWT.
Tangga diatasnya adalah makhluk yang tersesat (dhzolin), yaitu orang yang bodoh, yang tidak tahu akan kebenaran islam, orang yang udik, badui dihutan tidak masuk kepadanya dakwah dan pengetahuan, sehingga kolot terseret pada kepercayaan animisme dinamisme menyembah selain Allah, percaya kepada tuhan lain, mereka ini adalah orang kafir. Fitrah manusia adalah bertuhan, ketika seseorang tercipta maka nalurinya akan mencari penciptanya, atau dzat yang bisa menentukan nasibnya, dzat yang bisa mengatur dan menguasai dirinya, dan celakan serta tersesatlah ketika makhluk percaya kepada selain Allah. Ketersesatan seseorang bisa menimpa siapa saja seperti kisah ummat terdahulu yg oleh Allah diceritakan agar bisa menjadi pelajaran bagi kita, karna kebanyakan makhluk yg tersesat itu tidak menggunakan Akal untuk mengenali tuhannya. Jika manusia menggunakan Akalnya maka dengan izin dan hidayah Allah manusia akan bisa menemukan sejatinya Tuhan Allah Robbul alamin itu bila dipandang dari daerah orang yg belum mendapatkan hidayah. Berbeda bila dilihat dari orang yg telah mendapatkan hidayah, faktor utama hidayah adalah Allah, yg telah memberikah hidayah kepada hambaNYA yang DIA kehendaki, dan sebaik2 hidayah adalah Muhammad SAW, karna melalui beliaulah segala pelajaran dan petunjuk jalan yang benar dari mulai makhluk diciptakan sampai nanti akhir zaman bisa kita pelajari dan ketahui.
 
Dua golongan diatas ini harus sebisa mungkin kita berlindung darinya, karna sangat berbahaya, ancamannya adalah Neraka yg kekal didalamnya selamanya. Nau dzubillahi min dzalik. Bersyukur kita telah berakidah.
 
Tangga selanjutnya adalah wilayah orang yang mendapatkan iman, yaitu mu'min dan muslim, pada tangga ini, para ulama membagi tingkatan iman, oleh sebab itu derajatnyapun berpareasi, seorang yang dilahirkan adalah fitrah suci, dan seorang muslim, kemudian lantaran orang tuanya sang anak mengenali Allah dan rosulnya, tetapi tak jarang hanya sekedar kenal, tahu Allah tuhannya, Muhammad SAW adalah rosulullah dan bersyahadat, tahu bahwa dirinya seorang muslim dan beriman, tetapi tidak mau mengerjakan kewajiban agama kecuali hanya sedikit atau semaunya saja, kemaksiatan dijalani, bahkan kejahatan dilakonin, berkubang dalam dosa besar maupun kecil, halal dan haram dimakan di santaf, golongan ini adalah golongan orang-orang fasik atau orang yang rusak (menurut ahli sunnah), bagaimana keadaannya di akhirat jika mati dalam keadaan seperti ini? munurut ahli sunnah, mereka buka golongan orang musryik tapi fasik, maka mereka akan lama dineraka sesuai dengan banyaknya masiat dan banyaknya amal baik serta ibadah yg perna dilakukan dan jika telah diampuni Allah melalui syafaat Rorulullah SAW akan terangkat kedalam syurga, ada pula golongan ini yg bertaubat sebelum meninggal dunia dan diampuni Allah selama didunia maka diakhirat bisa teringankan siksanya. wallahu a'lam.
 
Tingkatan selanjutnya adalah golongan orang-orang yang benar-benar beriman, yang sangat berhati-hati (waro') dalam menjalani kehidupan didunia ini, golongan orang yg telah bertaubat dan membersihkan diri "sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertaubat dan membersihkan diri" (Al-Baqoroh 222) golongan ini adalah golongan orang yang berusaha selalu dekat kepada Allah, dg memperbanyak dzikir, ibadah sunnah apalagi yg wajib, ketakwaanya terpancar, menjaga hubungan baik sesama manusia karena Allah, cinta kepada keluarga istri anak karena Allah, selalu takut kepada Allah, takut kemurkaan Allah, membelanjakan harta karena Allah, takut jika membelanjakan kepada hal yg tidak disukai Allah, terus berjuang membersihkan diri, bertaubat setiap saat, bersyukur atas segala pemberian, menjaga lisan dari perkataannya, ikhlas karna Allah, golongan orang-orang sukses yang diceritakan dalam surah almu'minun ayat 1 sampai 11, yang jaminannya adalah mewarisi syurga firdaus kekal abadi didalamnya. cirinya yaitu 1.Khusyu' dlm sholatnya (makna khusyu adalah banyak, tepat waktu, konsentrasi, berjamaah, mengerti makna dan memahami serta mengamalkan sholatnya) 2.Meninggalkan hal yg tak berguna dan sia-sia,3.Membayar zakat,4.menjaga kemaluannya kecuali kpd yg syah ,5.memelihara/melaksanakan amanah dan janjinya 6.Menjaga sholatnya.
 
Taingkatan paling tinggi adalah golongan para nabi yg tidak pernah berbuat salah dan maksum (selalu di jaga oleh Allah SWT) dan diantara nabi pemimpinnya adalah Muhammad SAW, sebagi sayyidul anbiya wal mursalin, Beliaulah yg paling mulya akhlaknya, paling luhur budi pekertinya, dermawan, dan pemberi syafa'at untuk para pendosa, beliau yang menjadi wasilah (perantara) terampuni dosa.
 
Demikianlah beberapa tingkatan manusia yang bisa diraba walaupun penjabarannya sebenarnya masih sangat luas bila diperincikan satu persatu, tetapi setidaknya tulisan singkat ini bisa memberikan gambaran posisi kita berada dimanakah saat ini, dan kemana sebenarnya tujuan tangga selanjutnya yg harus kita cita-citakan.
Wallahu a'lamu bishowab.
 
BY: Komarudin Evendi
Bisa juga dibaca bersama artikel lainnya di : http://www.pujakesula.blogspot.com 
--
 

Mencari Kambing Hitam atas Dosa diri

Tak jarang dari kita terkadang mencari-cari alasan untuk dijadikan pembelaan atas dosa atau kesalahan yang pernah kita lakukan, atau ketidak sanggupan kita mengikuti syariat dengan semestinya, karna memang ketika nafsu menguasai diri kita, maka kita akan merasa benar dan apa yg kita lakukan adalah berlandas, meskipun itu hal yang terlarang dan dimurkai Allah.
 
Fakta kongkrit atas pernyataan ini adalah betapa banyak kalangan muslimah atau seorang wanita muslim yang enggan mengenakan jilbab yang itu jelas-jelas suatu pelanggaran dalam Agama dan merupakan dosa, mereka berdalih "karena negara kita bukan negara islam, negara kita demokrasi, kalau pakai jilbab maka susah cari kerja, maka terganggu aktivitas, maka terlihat kampungan dan kuper, maka tidak menarik dll" Telah terbukti kesalahan kecil yg diremehkan lambat laun akan merembet kepada perkara besar yg sayang dimurkai Allah, berawal dari meninggalkan jilbab, berpakaian minim, bergaul dg lawan jenis dan akhirnya terjrumus dlm kemaksiatan wal iyadzu billah. Maka dari lubang kecil itulah setan masuk pelan-pelan dan akhirnya membuka semakin lebar dan jebollah keimanan kita karna hal yg kecil.
 
Ada yg lebih menyedihkan lagi seorang istri yg ditinggalkan suaminya bekerja di Luar Negri, mengaish rizki demi menghidupi keluarganya di negri orang peras keringat banting tulang, tetapi sang istri dirumah merasa kebutuhan biologisnya meledak-ledak karna tidak ada suaminya sampai bertahun-tahun, dan merasa kesepian tiada teman yg diajak becanda atau berbagi rasa, akhirnya dia membiarkan lelaki lain menggoda, berawal dari menghilangkan kesepian sekedar mengobrol dan berbicara masalah umum, tetapi disitulah setan gencar berperan, singkat cerita hari berganti minggu, dan bulan berganti tahun, hubungan yg berawal iseng menghilangkan kejenuhan berujung bencana perselingkuhan istri dengan laki-laki lain dengan dalih kebutuhan biologis yg meledak2 karna suaminya tidak memberi nafkah bathi disebabkan bekerja di luar negri, ini adalah nyata karna yg sya kenal sendiri tak kurang dari 5 keluarga yg bermasalah demikian, padahal kurang dari 2 tahun saya bergaul dan menyelami dunia TKI. alasan ini sama sekali tidak dibenarkan, bukankah kepergiannya telah disetujui sang istri? atau kepergian istri sudah disepakati bersama dan siap menanggung resiko yg akan dihadapi bersama? sungguh kedekatan kpd Allah adalah kunci penetralisir kemaksiatan.
 
Tak jarang pula seorang anak yang memiliki orang tuah karir yang sangat sibuk dan jarang berada di rumah bercengkrama dengan putra-putri nya, atau sebagian dari anak yatim atau piatu yg telah meninggal orang tuanya, sang anak merasa kurang perhatian dan akhirnya berinisiatif mencari jalan keluar menghilangkan keBetean dirinya, pergi ke Dugem, minum minuman keras, bergaul dengan lawan jenis secara berlebihan, sebagai pemberontakan dirinya dan jiwanya terhadap keadaan, dan mencari kambing hitam karna kurangnya perhatian terhadap dirinya, kurang kasih sayang dll. sungguh keberadaan orang tua yg baik dan sholeh sekalipun tidak menjamin seseorang menjadi baik kecuali kemauan anak itu sendiri menjadi baik, seperti kan'an putra seoran Nabi sekalipun putra nabi Nuh AS yg celaka karna pemrontakannya sendiri. dan sungguh ketiadaan orang tua bahkan kakek meninggal hidup sebatang kara sekalipun, dan lahir dlm kelompok musyrikin sekalipun jika ingin baik maka akan menjadi baik dengan izin Allah.
Menjadi salah satu pengalaman dalam perjalan hidup saya, seorang yg taat beribadah, berjamaah setiap sholatnya, kemudian bekerja yg membuatnya sangat letih dah mengantuk dan capek, berawal dari ketiduran karna kecapek'an, akhirnya dia terlambat melaksanakan sholat, dia merasa tidak menyesal dengan keadaan itu, karna dalam hatinya memebela "bukankah engkau ketiduran, dan bukankah tidur itu dimaafkan dosanya tidak dikenai hukum" hatinya menjadi tenang dan tidak merasa menyesal, akhirnya keadaan itu berulang untuk kedua kali dan seterusnya, dan akhirnya terlambat sholat sudah menjadi kebiasaan, meninggalkan jama'ah, dan bencana paling dahsyat dalam dirinya, berdalaih kecapek'an kelelahan, ketiduran terlewatlah sholat karena ketiduran, terlalu seringnya hal tersebut terjadi, berahir pada meninggalkan sholat 'Nau dzubillahi min dzalik". Sadarlah kita bahwa saat itulah kerugian dunia dan akhitar mengancam diri ini, Allah meninggalkannya waktu itu, jika segera disadari maka segera berlari bergegas taubat dan mendekati Allah, sungguh Allah sangan mencintai hambanya yg bertaubat dan memperbaiki diri.
 
Masih banyak contoh fakta kehidupan yg lain yg mungkin belum kita renungkan, bahwa disitu terdapat lubang kecil yang disediakan syaithon untuk menjebak kita agar terperangkap dalam lembah kehinaan, yg nantinya akan dijadikan kader pengikut iblis dineraka, A'u dzubillahi minassyaitonirrojim" mari kita berlindung dari godaan syaithon yg terkutuk.
Inilah Jihad yang besar dalam hidup ini, selain jihad perang yg nyata, perang inilah sebesar-besar jihad yaitu melawan Nafsu'
 
Wallahu a'lamu bishowab.
By : Komarudin Evendi
 

Sunday, January 4, 2009

Puasa Sunnah di Bulan Muharram

Bismillahirahmanirrahim,
Alhamdulillahirobbil alamin washolatu wassalamu ala asyrofil anbiya' wal mursalin Muhammad SAW.

Beberapa hadits keutamaan di bulan Agung Muharram, bagi yg berkesempatan memanfaatkan :)

عن أبي هريرة t قال : قال رسول الله r : ( أفضلُ الصيام بعد رمضان شهرُ الله المحرم ، وأفضلُ الصلاة بعد الفريضة صلاةُ الليل ) وفي رواية: ( الصلاة في جوف الليل ) أخرجه مسلم (1) .





Dari Abi Huroiroh RA berkata: Rosulullah SAW bersabda : Puasa yg paling Afdhol setelah bulan Romadhon adalah puasa di bulannya Allah Al-Muharrom, dan Sholat yg paling afdhol setelah sholat fardu adalah Sholat Malam, (dalam riwayat lain Sholat dipenghujung malam) (dikeluarkan oleh Imam Muslim di Shohih Muslim No. 1163)

عن أبي قتادة t أن رسول الله r سئل عن صوم يوم عاشوراء ، فقال : ( يكفر السنة الماضية ) وفي رواية : ( … وصيام يوم عاشوراء أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله ) أخرجه مسلم(1) .



Dari Abi Qotadah RA. Bahwasanya Rasulullah SAW ditanya tentang puasa pada hari 'Asyuro' (hari ke 10 dibulan muharram) maka beliau bersabda : (Diampuni dosanya satu tahun yang lalu), dan dalam riwayat lain "dan puasa 'Asyuro aku berharap kepada Allah agar diampuni dosa setahun sebelumnya) (dikeluarkan oleh imam Muslim pada shohihnya No. 1162. 196. dan no 197)

وعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم الْمَدِينَةَ، فَرَأَى الْيَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ. فَقَالَ: مَا هَذَا؟ قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ، هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوسَى. قَالَ: فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ، فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ. ( صحيح البخاري، 2004 ) .

Dari Ibnu Abbas RA, telah sampailah Rosulullah SAW di kota Madinah, dilihatnya qaum yahudi berpuasa pada hari 'Asyuro' maka beliau bertanya : Apa ini? (hari apa ini mengapa mereka berpuasa) maka Qoum yahudi itu menjawab : "ini hari yg baik, pada hari inilah Allah menyelamatkan bani israil dari musuh mereka maka Nabi Musa berpuasa pada hari ini" , Rosulullah bersabda : "maka aku lebih berhak atas Nabi Musa dari pada kalian" kemudian Rosulullah berpuasa pada hari tersebut dan memerintahkan untuk berpuasa" (HR. Shohih bukhori No.2004)

Disunahkan pula untuk puasa pada tanggal 9 Muharram untuk menyelisihi kaum yahudi yg berpuasa pada bulan 10 muharrom saja, sebagaimana Hadits berikut :

عن ابن عباس - رضي الله عنهما - أن رسول الله r لما صام يوم عاشوراء وأمر بصيامه قالوا : يا رسول الله ، إنه يوم تعظمه اليهود والنصارى ، فقال رسول الله r : ( فإذا كان العام المقبل - إن شاء الله - صمنا اليوم التاسع ) قال : فلم يأت العام المقبل حتى توفي رسول الله r . أخرجه مسلم ، وفي رواية له : ( لئن بقية إلى قابل لأصومن التاسع )(1) .





Dari Ibnu Abbas RA, bahwasanya Rasulullah SAW, ketika berpuasa di hari 'Asyuro' dan menyuruh untuk berpuasa pada hari tersebut maka muslimin bertanya :"Ya Rosulullah, sesungguhnya hari Asyuro adalah hari yg diagungkan oleh orang yahudi dan nasrani" maka Rosulullah SAW bersabda "Jika tahun yang akan datang, insya Allah kita mulai puasa pada hari ke sembilan" Ibnu Abas berkata : maka tidak sampai pada tahun yg akan datang Rosulullah SAW telah wafat". (dikeluarkan oleh Muslim. dan di riwayatkan olehnya "jika sampai pada tahun yg akan datang niscaya aku akan benar2 berpuasa pada hari ke 9) *wallahu a'lam*

keterangan puasa pada tanggal 9 nya sebagai berikut :
، وهذا تشعر به بعض الروايات في مسلم ، وقد صح عن ابن عباس - رضي الله عنهما - موقوفاً عليه : ( صوموا التاسع والعاشر خالفوا اليهود )(2) .
Ini dicantumkan dengan sebagaimana sebagaian riwayat dari muslim, dan telah dishohikan oleh ibnu abbas RA, secara mauquf, "Berpuasalah hari ke sembilan dan Sepuluh, dan selisihilah qoum yahudi" (dikeluarkan oleh abdur Rozak.4/287_, Thohawi 2/78_, dan Baihaqi 4/278 dari ibnu Jarij, dari Atho', dari Ibni abbas dan sanadnya shohoh)

Terdapat banyak anjuran pula dari para Ulama bahwasanya
1. martabat yg paling tinggi untuk berpuasa 3 hari yaitu tanggal 9 , 10 , dan 11 Muharam, yg mengacu pada hadits berikut :
، واستدلوا بحديث ابن عباس : ( خالفوا اليهود وصوموا قبله يوماً وبعده يوماً )(3)

Haditsnya ibnu abbas "selisihilah kaum yahudi maka berpuasa pula-lah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya" (HR Baihaqi 4/287)


2. Martabat kedua : Yaitu pusa pada hari 9 dan 10 Muharram, sebagaimana dalilnya telah disampaikan di atas
3. Martabat yang ketiga : yaitu berpuasa 9 dan 10 Muharam atau 10 dan 11 Muharram
dengan mengacu dalil sebagai berikut :
، واستدلوا بحديث ابن عباس مرفوعاً بلفظ : ( صوموا يوم عاشوراء ، وخالفوا فيه اليهود ، صوموا قبله يوماً ، أو بعده يوماً ) وهو حديث ضعيف(2)



(2) أخرجه أحمد (4/52) وابن خزيمة (3/290) (2095) والطحاوي في « شرح معاني الآثار » (2/78) والبيهقي (4/287) من طرق ، عن محمد بن عبد الرحمن بن أبي ليلى ، عن داود بن علي ، عن أبيه ، عن جده ابن عباس به مرفوعاً ، وهذا إسناد ضعيف ، ولا يصح رفعه ، لما يلي :


dari ibnu abbas secara marfu' dg lafadz "dan selisihi lah orang yahudi, berpuasalah sehari sebelumnya, atau sehari setelahnya" (HR.Ahmad)
martabah yang ketiga adalah dhoif karena Muhammad bin abdur rahman adalah orang yg sangat lemah hafalannya (al-Hafid di dalam taqrib)

Kurang dan lebihnya mohon maaf, semoga Allah mengampuni segala kesalahan dan kehilafan penyunting
wallahu a'lamu bishowab
By : Komarudin Evendi


--
Your Best Regard
Komarudin Evendi
Goresan pribadiku : www.pujakesula.blogspot.com
Ungkapan rinduku : www.rindurosul.wordpress.com
Belajar dari kisah dari berbagai sumber yg terkumpul : www.belajardarikisah.blogspot.com
Artikel sembarang : www.endyen.blogspot.com