Monday, June 29, 2009

Risalah Niat Dalam Ibadah

Niat adalah merupakan hal yang penting pada setiap pekerjaan kita, berangkat dari hadits Baginda Rasulullah SAW :

انما الاعمال بالنيات وانما لكل امرئ ما نوى. فمن كانت هجرته الى الله ورسوله فهجرته الى الله ورسوله ، ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها او امراة ينكحها فهجرته الى ماهاجر اليه

"Sesungguhnya segala amalan itu dengan niat, dan segala sesuatu tidak ada artinya tanpa adanya niat, maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya, dan barang siapa yang hijrahnya untuk urusan dunia yang akan didapatkannya atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya pada sesuatu yang diniatkan kepadanya" (HR. Bukhori)

Dari hadits diatas inilah para ulama fikih mengharuskan atau menjadikan niat sebagai hal yang harus pada setiap pekerjaan atau ibadah yang kita lakukan sehari-hari, bahkan pada pekerjaan mubah pun bisa bernilai sunnah jika diniatkan untuk mengikuti Rasulullah SAW, akan tetapi niat berbuat jahat tidak akan ditulis sebagai kejahatan sampai niat tersebut dilaksanakan, sementara niat kebaikan akan dicatat satu amalan kebaikan walaupun belum dilakukan walaupun baru berniat saja, demikian indahnya kemurahan Allah SWT yang maha Pemurah.

Terdapat sejumlah pemahaman dalam hal ini, salah satunya menggampangkan suatu pemahaman dengan mengatakan "jika kita sudah wudu sudah berangkat ke masjid ya berarti kita sudah punya niat untuk sholat", hal seperti ini bisa benar bisa juga salah, karena jika kita teliti anak sekolah bangun pagi mandi berangkat sekolah, sesampai di sekolah gurunya tidak masuk, dan dia tidak dapat pelajaran apapa, namun dia merasa bahagia karna dia bisa bermain dengan puas, padahal kita tahu tujuan para anak sekolah itu untuk belajar, mengapa mereka senang tidak dapat pelajaran, jawabannya karna niatnya sudah keliru, niatnya tidak terhujam dalam hatinya, bahkan mereka tidak tahu mengapa mereka berangkat sekolah, untuk taat kepada orang tua saja, atau untuk mencari teman, atau untuk mencari ilmu atau yang lainnya?.

Demikian pula esensi sholat, puasa, zakat, Haji dll, ketika seseorang berangkat ke masjid mengikuti orang tua mereka, dari kecil merupakan kebiasaan, maka mereka lama kelamaan akan kehilangan makna dari pekerjaan yang dia lakukan setiap hari, bahkan jika anda perhatikan gerakan sholat di Saudi Arabia yang dilakukan oleh para pemuda langsung saja takbir, seolah mereka tidak tahu bahwa itu adalah Sholat percakapan kepada Allah, mereka bergerak semaunya sendiri, bahkan saat sholat dan Hp-nya berdering maka dia akan melihat Hp dan kemudian membaca sms, atau bahkan ada yang merekam bacaan sholat imam dengan Hp-nya saat dia melaksanakan sholat.

Sadarkah mereka bahwa mereka sedang berhadapan dengan Tuhannya Allah SWT, jika mereka sadar dengan niatnya seharusnya kekhusyu'an akan terlahir, mengapa mereka dapat bergerak bebas membetulkan pakaian, sorban dll, tanpa berhenti dari mulai takbir sampai salam, walaupun tidak semua tetapi begitu banyak yang melakukan hal tersebut. Itulah mengapa Rasulullah menegaskan masalah niat ini, jika melakukan sesuatu bersiap ibada atau beramal sudah pasti berniat, buat apa rasulullah mengaskan hakikat niat orang hijrah mengikuti rasulullah dzahirnya yang padahal mereka ada tujuan lain. Berhaji ke makkah ada juga yang hanya bertujuan ingin melihat makkah, rekreasi dll, inilah pentingnya niat yang menghujam dalam sanubari.

Telah disepakati bersama oleh para ulama, bahwasanya niat yang dimaksud dalam hadits di atas yang segala sesuatu tidak ada arti tanpanya adalah niat yang ada dalam hati manusia, kemudia pada setiap pekerjaan ibadah terdapat perselisihan ulama' dalam mentapkan posisi niat, sebagai syarat suatu pekerjaankah? atau rukun suatu ibadah?

Rukun adalah suatu pekerjaan yang wajib dipenuhi dalam suatu ibadah yang pekerjaan itu berkaitan atau merupakan komponen dari ibadah tersebut, bukan setelah atau sebelum, atau dengan kata lain Rukun adalah kewajiban yang harus dikerjakan karna pekerjaan itu termasuk dari ibadah tersebut, jika tidak dikerjakan maka tidak syah ibadahnya.

Syarat adalah suatu pekerjaan yang wajib dipenuhi akan tetapi tidak termasuk dalam pekerjaan (ibadah yg dilakukan) dia merupakan hal yang terpisah, hal lain yang harus dipenuhi.

Pendapat Syafi'ie mengatakan bahwa niat adalah Rukun, jadi niat dalam hati itu adalah hal yang harus dilakukan didalam ibadah bukan di luarnya (sebelum atau sesudahnya), misalnya sholat, sholat adalah perkataan dan perbuatan yg khusus yang diawalai dg takbir dan diakhiri dengan salam, maka madzhab syafi'ie menetapkan niat sebagai rukun, dan niat dalam hati dilakukan saat bersamaan dengan takbirotul ihrom dalam sholat didalam kalimat Allahu akbar. dimulai dari huruf hamzah dan di akhiri dg huruf Ra, saat itulah niat dimasukkan dlm hati. tidak bisa dilakukan sebelumnya karna niat adalah rukun.

Dalam Kitab al-mugni diterangkan yang dibutuhkan dalam niat adalah "pekerjaan dan penentuan" misalnya  sy niat "Sholat dzuhur" sholat adalah pekerjaan, dzuhur adalah penetapannya. sementara penetapan Fardu atau sunnatan terdapat khilafiyah, dan ibn qodamah memilih tidak memerlukannya. yang diperlukan cukup "saya niat sholat isya" (misalnya).

Talaffudz Bi Niat (Melafalkan Niat)

Dalam melafalkan niat Ibnu Qodamah dalam al-mugni mengatakan bahwa itu hanyalah untuk menguatkan atau penegasan. Namun terdapat ulama yang mengatakan sebagai bid'ah, karna hal itu tidak diperbuat oleh Rasulullah SAW, seperti yang diungkapkan oleh ibnu qoyyim.

Apakah hukumnya Wajib??
Kita tidak bisa menghukuminya sebagai suatu kewajiban, dengan alasan hal itu tidak dilakukan rasulullah pada setiap ibadah beliau, maka tidak bisa dikatakan hal itu adalah wajib.

Apakah hukumnya Bid'ah? atau haram dan terlarang??
Hal ini juga tidak bisa kita lakukan karena beberapa alasan :
1. Terdapat hadits Rasulullah yang mengisahkan bahwa rasulullah melafalkan niat pada saat beliau beribadah:
Diriwayatkan dari aisyah ummul mukminin Rha. Beliau berkata :
"Pada suatu hari Rasulullah Saw. Berkata kepadaku : "Wahai aisyah, apakah ada sesuatu yang dimakan? Aisyah Rha. Menjawab : "Wahai Rasulullah, tidak ada pada kami sesuatu pun". Mendengar itu rasulullah Saw. Bersabda : "Kalau begitu hari ini aku puasa". (HR. Muslim). didalmnya terdapat pelafalan niat puasa

Kejadian inilah yang membuktikan bahwa beliau pernah melafalkan niat dengan mengucap "kalau begitu hari ini aku puasa" ini sudah menjadi alasan bahwa melafalkan niat tidak boleh dilarang, karna rasul pernah melakukannya, dan mempermasalahkan hal yang boleh sehingga diharamkan adalah kejahatan beasar dalam islam sebagaimana hadits Bukhori.

Anas RA berkata:"Aku pernah mendengar rasulullah Saw. Melakukan talbiyah haji dan umrah bersama-sama sambil mengucapkan : Labbaikallahumma Hajjan wa umrotan ("Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah untuk melaksanakan haji dan umrah"). (HR. Bukhari Muslim).
ini melafalkan niat haji atau umroh

"Aku pernah shalat idul adha bersama Rasulullah Saw., maka ketika beliau hendak pulang dibawakanlah beliau seekor kambing lalu beliau menyembelihnya sambil berkata : "Dengan nama Allah, Allah maha besar, Ya Allah, inilah kurban dariku dan dari orang-orang yang tidak sempat berkurban diantara ummatku" (HR Ahmad, Abu dawud dan turmudzi)  ini melafalkan niat dalam berqurban

2. Talaffudz (melafalkan) Niat yang dilakukan oleh para pengikut madzhab syafi'ie adalah diluar sholat, yaitu sebelum takbirotul ikhrom, jadi tidak bisa dihukumkan menambah-nambah dalam ibadah, karna pelaksanaannya diluar sholat, sesuai dengan kesepakatan para fuqoha' bahwa sholat dumulai dari takbirotul ihrom (takbir pengharaman), dan rukun sholat dilakukan didalam sholat bukan diluar sholat, dan mereka tidak menganggapnya sebagai hal yang harus atau wajib, hanya sekedar penegasan, jika tidak dilakukan, maka sholatnya tetap syah.

Lalu hukumnya apa??
Qaidah fikih mengatakan asal segala sesuatu adalah bolah, maka hukum talafudz niat adalh boleh atau mubah, kemudian sebagian ulama mengatakan sebagai hal yang sunnah, seperti kita tahu hal mubah bisa menjadi sunnah demikian pula dalam pelafalan niat ini, mengapa demikian??

1. Terdapat firman Allah yang berbunya :
Tidaklah seseorang itu mengucapkan suatu perkataan melainkan disisinya ada malaikat pencatat amal kebaikan dan amal kejelekan (Al-qaf : 18). dan  Kepada Allah jualah naiknya kalimat yang baik (Al-fathir : 10).

Melafalkan niat untuk sholat jika tidak diiringi dengan ria' atau pamer, tentu adalah suatu kebaikan yang akan dicatat oleh malaikat.

2. Berkata Ibnu hajar Al-haitsami dalam Tuhfatul Muhtaj II/12
"Dan disunnahkan melafadzkan apa yang diniatkan sesaat menjelang takbir agar supaya lisan dapat menolong hati dan juga untuk keluar dari khilaf orang yang mewajibkannya walaupun (pendapat yang mewajibkan ini) adalah syaz yakni menyimpang. Kesunatan ini juga karena qiyas terhadap adanya pelafadzan dalam niat haji".

3. Berkata Imam ramli dalam Nihayatul Muhtaj Jilid I/437 :
"Dan disunnatkan melafadzkan apa yang diniatkan sesaat menjelang takbir agar supaya lisan menolong hati dank arena pelafadzan itu dapat menjauhkan dari was-was dan juga untuk keluar dari khilaf orang yang mewajibkannya."

4. DR. Wahbah zuhaili dalam kitab Al-fiqhul islam I/767 :"Disunnatkan melafadzkan niat menurut jumhur selain madzab maliki."
Adapun menurut madzab maliki  diterangkan dalam kitab yang sama jilid I/214 bahwa : "Yang utama adalah tidak melafadzkan niat kecuali bagi orang-orang yang berpenyakit was-was, maka disunnatkan baginya agar hilang daripadanya keragu-raguan".

Intinya terkadan al-fakir tidak melafalkan niat, terkadang melafalkan, tetapi al-fakir tidak sependapat kepada yang mewajibkan atau yang melarang (menganggapnya bid'ah), Mewajibkan hal yang tidak wajib adalah bid'ah dan mengharamkan sesuatu yang halal (boleh) adalah kejahatan besar. Jika anda mantap untuk tidak melafalkan lebih baik lakukan yg anda yakini tanpa menghukumi haram (bid'ah), dan jika anda mantap melakukan niat tersebut maka lakukanlah tanpa berkeyakinan itu adalah harus atau wajib. Dapat difahami bahwa talaffudz hukumnya antara mubah dan sunnah, bisa menjadi makruh bila terlalu kencang dan mengganggu kekhusyu'an teman sebelahnya saat sholat.

Demikian sedikit pemaparan dari al-fakir ini, kiranya ada kesalahan hamba mohon ampunan kepadaMU ya Allah dan mohon maaf kepada pembaca sekalian, sekiranya ada benarnya sungguh itu datang dari Allah SWT. wallahu a'lamu bishowab.
--
Your Best Regard
www.rindurosul.wordpress.com
http://www.rumahvendi.phpnet.us

Sunday, June 28, 2009

Mengenal keagungan Rasulullah SAW Dari Mu'jizatnya.

Al-`Ibaru Bi Ba`di Mukjizat Khairil Basyar, oleh Syeh Nuruddin hal. 203-210

Pada suatu hari pada perang Uhud, Rasulullah SAW melemparkan segenggam krikil kepada orang musyrikin yang jumlahnya ribuan akan tetapi mu'jizat Rasulullah SAW, satu genggap kerikil ada ditangan Baginda SAW dilemparkan ke arah musyrikin dan tak satu orangpun dari pasukan musyrikin yang tidak terkena matanya oleh lemparan sang Nabi.

Bagaimana mungkin satu genggam kerikil yang diambil oleh baginda dengan satu lemparan bisa mengenai ribuan pasukan musuh dihadapan Rasulullah SAW, itulah salah satu mu'jizat baginda SAW yang terceritakan dalam al-qur'an "Wa maa ramaiti idz romaita" (Dan tidaklah engkau melempar ketika engkau melemparkan) yang mengandung syari'at, bahwasanya dzahirnya memang Rasulullah SAW yang melempar akan tetapi di nafyikan dengan kalimat "Maa" yang artinya "tidak" yang dinafyikan (ditiadakan) adalah hakikatul wusul yaitu makna hakikat dari melempar, dan kalimat "Walakinallaha roma" (akan tetapi Allah-lah yang melempar) itulah hakikat, bahwa sesungguhnya Allah-lah yang melemparkan kepada mereka walaupun terlihatnya Rasulullah yang melemparkan, akan tetapi hakikatnya Allah yang melemparkannya.

Akan tetapi pada perang uhud baginda tersebut dengan pasukannya mendapatkan kekalahan sampai baginda Nabi copot giginya, dengan satu kesalahan saja, ketidak taatan pasukan panah yang ada dibukit untuk tidak meninggalkan tempatnya, nemun mereka mengindahkan pesan baginda Rasulullah SAW, padahal pada saat itu pasukan islam hampir menang, tapi dari kesalahan itu walaupun Rasulullah masih ada, Para sahabat masih lengkap, namun terkalahkan karen satu kesalahan dari para pasukan panah yang mengindahkan perinta rasulullah, lalu berapa pesan rasulullah pada saat ini yang para kaum muslimin-muslimat indahkan?

Pada saat situasi terdesak, serangan musuh bertubi2 pada perang uhud, karna kesalahan 50 pasukan yang meninggalkan tempatnya dan berebut harta rampasan, rasulullah memerintahkan kepada Sayidina Sa'ad bin abi waqos RA untuk menghalau serangan musuh, pada saat itu terlihat pula mu'jizat Rasulullah SAW melalu anak panah yang dipergunakan oleh Sa'ad, betapa sayidina Sa'ad menyerang dengan gigih dengan anak panahnya yg dia ketahui hanya tinggal satu, namun anehnya anak panah sa'ad tidak pernah habis, dan seolah yang dilemparkan oleh beliau adalah anak panah yang sama yang kembali lagi pada tempatnya. inilah mungkin sesuai dengan perkataan "anfiq ma fil jaib ya'tika ma fil ghoib" (nafkahkan apa yang ada dalam sakumu, maka akan datang kepada kamu apa yang tidak ada padamu) selepas peristiwa itu beliau berkata "Panah ini adalah panah yang barakah" sampai panah dan anak panah itu diwariskan kepada putra-putra beliau.
---------------------
Soerang Arab Badui datang kepada Rasulullah SAW untuk mengikuti rasulullah SAW hijrah ke Madinah pada saat peristiwa khaibar, kemudian Rasulullah sedang membagi-bagikan harta Ghonimah kemudian sampailah pada orang yang baru memeluk islam dan baru hijrah tersebut, dan Rasulullah SAW memberikan bagiannya kepada Badui tersebut, namun sang badui tersebut berkata "Saya masuk islam dan hijrah ke Madinah bukan untuk mendapatkan harta ghonimah ya Rasulullah, bukan untuk ini sy ikut baginda, akan tetapi saya ikut baginda adalah saya ingin ikut berjuang dan berperang sampai saya terkena panah atau tombak dibagian tengkuk saya sini (Sambil menunjuk leher belakang tengkuknya) kemudian saya mati sahid dan masuk syurga ya Rasulallah" kemudiaan rasulullah bersabda: "Kalau engkau memang jujur terhadap ucapanmu maka Allah akan turuti kehendakmu" maka hamba tersebut ikut bergabung menyerang musuh, maka ternyata sang hamba tersebut benar-benar terkena panah pada bagian yang ditunjuk sebelumnya dan syahid, maka baginda Rasulullah SAW bersabda : Sungguh maha benar Allah maka Allah menjadikanya orang yang shiddik (Dikeluarkan oleh Hakim)

----------
Pada suatu Hari Rasulullah ingin membersihkan ka'bah dari berhala-berhala yang masih tersisa bersama sayidina Ali KW, kemudian Sayidina Ali diperintahkan untuk duduk untuk sebagai pijakan nabi naik dipundaknya agar nyanpai pada bagian yang agak tinggi untuk menghancurkan patung-patung yang terikat kuat di dinding ka'bah dengan rantai dan pasak-pasak, setelah Baginda SAW naik dipundak sayidina Ali, sayidina Ali tidak kuat untuk berdiri, kemudian Rasul turun dan gantian, Rasulullah yang duduk dan baginda Ali yang naik dipundak baginda Rasulullah, kemudia seperti tidak ada beban rasul berdiri dan baginda Ali menggapai semua patung-patung yang ada di dinding ka'bah sampai kesemuanya yang terdapat patung dari tembaga yg terikat dg rantai kemudian dengan mudah dilepaskan dan dilempar sehingga hancur, setelah peristiwa itu baginda Ali ditanya oleh para sahabat, bagaimana perasaan beliau saat berada dipundak rasulullah, beliau menjawab "Perasaan saya seandainya saya disuruh menggapai bulan maka akan teraihlah bulan oleh saya, tidak ada sesuatu yang tidak terjangkau ku raih saat itu, itulah perasaanku" (hanya tiga orang yang diberi kehormatan menaiki bahu rasulullah SAW yang lebar, yaitu baginda Ali dan dua putranya Hasan dan Husain cucu Rasulullah SAW). 
------------
Pada suatu hari dimalam hari terdapat seorang shohabat yang ingin mengaji dan menghafalkan al-qur'an atau suatu ayat surat dalam al-qur'an yang telah beliau hafal sebelumnya, akan tetapi pada malam itu beliau tidak bisa menghafalnya sama sekali hanya bisa mengucapkan bismillahirahmanirrahim saja itu terjadi dari beberapa sahabat rasulullah, lalu sahabt tersebut bertanya kepada rasulullah SAW, dan baginda menjawab bahwa ayat tersebut telah mansukh atau telah dihapus semalam.
------------
Suatu hari sayidina Amar ibn yasir pada saat itu Amar dibakar oleh orang-orang musyrik, maka Rasulullah SAW melewati sayidina Amar dan memasukan tangan beliau ke kepala amar kemudian bersabda "Wahai Api jadikalah engkau dingin dan menyelamatkan bagi Amar sebagaimana engkau lakukan kepada Nabi Ibrahim AS, engkau (Maksudnya Amar) akan di keroyok dan dibunuh oleh pasukan dholim nanti, dan ternyata beliau meninggal dari pihak sayidina Ali melawan Sayidina Muawiyah dari sinilah ulama' berpendapat bahwa pertempuran antara Sayidina Ali dan Muawiyah yang lebih benar adalah di pihak Ali KW, Namun hasil penyerangan sayidina Muawiyah pun juga didasarkan pada ijtihad nadzar, maka walaupun salah pun akan mendapatkan pahala disisi Allah, maka sayidina Ali berkata "Pasukanku dan pasukan Muawiyah yang terbunuh dan yang membunuh akan masuk syurga". wallahu a'lamu bishowab.
-----------
Api tidak akan menyentuh sesuatu yang menyentuh wajah Rasulullah SAW(par nabi).
Pada suatu hari Anas ibnu Malik RA. berkata kepada pelayan wanitanya (jariah) : "wahai pelayan tolong hidangkanlah makanannya secepatnya, kita akan makan bersama" setelah makanan sudah siap kemudian ditanyakan kepada jariah "Mana sapu tangannya (lap/kacu/handuk, nya)..??", kemudian jariah tersebut datang dengan sapu tangan yang kotor sekali, kemudian sesampainya dihadapan Anas bin Malik beliau berkata "Bawa lap ini masukan dalam api..?" karna disuruh tuannya maka lap itu dimasukkan dedalam api tersebut, sekejap kemudian lap itu ditarik kembali, dan ternyata menjadi bersih dan hilanglah kotoran-kotorannya sama sekali. kemudian Anas bin malik bertanya : "Apa itu??" jariyah itu menjawab :"ini adalah sapu tangan rasulullah yang biasa dipakai untuk mengusap wajah beliau. maka jika sapu tangan itu kotor, maka kami akan lakukan hal yang demikian, karna kami tahu bahwa api tidak akan menyentuk sesuatu yang telah tersentuh oleh wajah para nabi. Wallahu a'lam bishowab.

Dan masih banyak mu'jizat Rasulullah SAW yang bisa kita jadikan ibroh, kecintaan kita kpd beliau SAW.
Jika ingin mendownload dan mendengarkan sendiri silahkan klik dan download Mu'jizat Api menjadi Dingin


--ditulis oleh Komarudin Evendi-- Allahumma Solli Ala Sayyidina Muhammad SAW. Shollu Ala nabiyy
Your Best Regard
www.rindurosul.wordpress.com
http://www.rumahvendi.phpnet.us

Tulisanku mutiara kepalaku tapi mungkin sampah inbox-mu

Tulisanku mutiara kepalaku tapi mungkin sampah inbox-mu
Tatkala ku menulis, aku membutuhkan referensi
referensinya tidak hanya fiksi, bahkan kupilih hadits dan kitab suci
kalaupun bukan, dari ulama yang berderajat tinggi
namun isinya tidak begitu menyenangkan hati
bahkan membosankan ketika diteliti.

Namun itulah jika engkau ingin mengenalku
aku tidak punya karya yang berani aku pertanggungjawabkan untukmu
aku hanya punya kutipan dari perkataan orang yang aku ikuti
kalaupun perkataanku salah aku akan bersandar pada yang kuikuti

Aku menulis tidak untuk mengumumkan jati diri
Aku menulis untuk mencari kebenaran sejati
Aku menulis seperti seorang ilmuan islami
Namun kenyataannya adalah tak berarti
Mungkin akan dibaca kalau aku sudah mati

Bersyukurku kepada Yang Maha Pengasih
Menciptakan para penulis hebat untuk menjadi ibroh
Aku yakin mereka banyak belajar sehingga pembaca terpesona
Tapi aku juga yakin bahwa Engkau ya Rabb lebih hebat karyaNYA

Jadikan aku jatuh cinta pada karyamu yang Sempurna
Daripada karya manusia yang membuat orang-orang terpana
Karyamu Yang Maha Sempurna dan tiada reka yasa
Namun mengapa tak banyak orang menjadikannya Acuan Utama

Panuhi Hati ini dengan Cinta pada Al-quran
Penggalian terhadap ayat-ayatnya oleh ilmuan
Atau ulama dan Sabda NabiMu dalam Penjelasan
Atau setidaknya orang-orang yang mengambil bagian dalam perhatian
Terhadap surat Cinta-Mu yang jarang dihiraukan
Bahkan oleh para orang yang mengaku berjuang di atas jalan ajaran

Para pujangga menyusun kata
membuat orang-orang terpesona oleh hasil karyanya
namun apakah penulisnya sesuati dengan karyanya
mungkin iya, tapi sesuaikah dengan ajaran Penciptanya?
Bagaimana pandangannya terhadap hukum agama?
Sementara tulisannya telah menjadikan orang-orang mengikutinya
Tidakkah itu adalah godaan dunia yang melalaikan dan bahaya?

Wallahu a'lambu bishowab. Siapakah idolamu..?? Idolaku Muhammad SAW. (titik)
--
Your Best Regard
www.rindurosul.wordpress.com
http://www.rumahvendi.phpnet.us

Saturday, June 27, 2009

Asal segala sesuatu adalah Boleh & Kejahatan besar mengharamkan sesuatu yg boleh

Rasulullah SAW bersabda "Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik, dan tidak menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang beriman dengan apa yang telah diperintahkan oleh para Rasulnya (HR.Muslim)

 

Sabda Rasulullah SAW: apa yang telah dihalalkan Allah di dalam kitabNYA maka itulah yang halal, dan apa yang diharamkan itulah yang Haram, dan apa yang diam atasnya (tidak dibahas) maka hal itu dimaafkan (sebagai kemurahan Allah) maka terimalah apa yang menjadi kemurahan Allah, maka sesungguhnya Allah tidak lupa. Kemudian Rasul membacakan ayat: "Dan tidaklah tuhanmu itu lupa(ayat)". (HR. Abu dawud)

 

Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya sebesar-besar kejahatan muslimin adalah yang bertanya kepada sesuatu apa yang tidak haram kemudian di haramkan karna pertanyaannya tersebut. (HR. Bukhori & dalam riwayat Muslim ditambahkan "kejahat muslim terhadap muslimin lainnya")

 

Hadits-hadits diatas adalah beberapa dasar dari pengambilan qoidah oleh para ulama fiqh salah satunya adalah imam Ahmad bahwa: "Asal segala sesautu adalah Mubah (boleh) sampai ada dalil yang melarangnya". Sehingga hadits diatas menyebutkan "merupakan kejahatan("dosa" Dalam syarah bukhori) bagi siapa saja yang mempermasalahkan sesuatu yang tidak dibahas (boleh) menjadi tidak boleh atau haram.

 

Kemudian ada sebagian orang yang melarang amaliyah-amaliyah saudaranya dengan berdasarkan tidak ada pada zaman Rasulullah SAW dengan mengatakan hal itu adalah bid'ah dan semua bid'ah adalah di neraka tempatnya, dengan beralasan hal-hal yang dimaksud dengan segala sesuatu itu asal muasalnya adalah boleh adalah dalam amaliyah keduniaan, bukan masalah syari'at, sementara menambah-nambah syari'at yang telah sempurna ini adalah hal yang baru yaitu bid'ah dholalah.

 

Pertanyaannya adakah sesuatu pekerjaan di atas dunia ini yang tidak diatur dan dibahwas sehingga dinamakan sebagai syari'at? Lalu mengapa mesti ada sabda nabi bahwa Allah memberikan 'afiyah atau kemurahan kepada sesuatu yang tidak dibahas, padahal syari'at mencakup seluruh kehidupan manusia dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali, maka yang perlu diperjelas adalah konsep syari'at yang dipermasalahkan yang dihukumkan kepadanya apabila ditambah tambah dengan perkara baru yang disebut dengan bid'ah.

 

Jika anda sependapat, maka konsep yang tidak boleh ditambah dan dikurangi adalah mencakup kepada Aqidah dan ibadah mehdhoh yang terikat oleh syarat shah dan rukun ibadah, jika dalam keduanya ini tidak ada tambahan maka amaliyah tersebut "nanti dulu" untuk dihukumi sebagai perkara baru yang bid'ah dholalah.

 

Ahmadiyah adalah bid'ah dholalah dalam Aqidah, karena aqidahnya telah melenceng, dia berkeyakinan Mirza Gulam menerima wahyu. Faham liberalis adalah bid'ah dholalah karna mereka memfatwa bahwa sholat tidak lagi wajib bahkan hanya sebagai anjuran bagi yang mau. Bahkan bid'ah-bid'ah ini dapat membawa pelakunya pada tingkat kekufuran. Jika ada syi'ah yang sholat dengan meletakkan batu waktu sujud ini bid'ah karena telah menambah syariat pada gerakan sholat yg tidak disyariatkan, yang padahal sholat terikat oleh syarat syah dan rukun serta batalnya ibadah.

 

Sementara berdoa diluar sholat, berdzikir kapan saja, bersholawat berapapun, mencintai rasulullah, belajar, menuntut ilmu, bersilaturrahmi, menziarahi kubur, bershodakoh dll apapun perbuatannya yang tidak terikat oleh syarat syah, rukun dan batal suatu pekerjaan serta keyakinan dalam melakukan perkara-perkara tersebut tidak bertentangan kepada Al-qur'an dan hadits maka itu masyru', bukan hal yang terlarang atau bid'ah dholalah.

 

Kalau ada orang yang berziarah kubur dengan berkeyakinan sang walilah yang memberikan faedah tanpa campur tangan Allah, maka itu bid'ah, jika dia memberikan uang disebar diatas kuburan supaya bisa berkah banyak maka itu bid'ah, jika ada yang berkeyakinan mauled nabi adalah wajib dan berdosa bagi yang tidak melaksanakan serta terdapat keharusan (rukun) dalam melaksanakannya maka bisa dikatakan bid'ah, tetapi jika tidak ada padanya hal tersebut dan pelaksanaannya tidak melanggar syari'at maka tidak bisa dikatakan sebagai bid'ah dholalah.  

 

Kurang lebih inilah yang dimaksud dengan terikatnya ibadah mahdhoh dengan tauqifi, dan tujuan daripada suatu ibadah yang berkaitan dengan aqidah, memohon pd Allah dan tidak kepada selain Allah, berakidah hanya kepada Allah, bermuamalah bisa dengan siapapun, namun aqidahnya tetap pada Allah,

 

Dg kaidah "Asal segala ibadah adalah Tauqifi" qaidah lain "Asal beribadah adalah tahrim" yang dimaksud tauqifi adalah rukun syaratnya yang telah diatur tidak boleh ditambah dan dikurang inilah ibadah mahdhoh, sementara yang tidak terikat syarat syah dan rukun serta batalnya maka termasuk ghoiru mahdhoh. Dan asal ibadah adalah haram, maka tujuan ibadaha adalah hanya kepada Allah bukan kepada selain Allah inilah keharaman ibadah kpd selain Allah, maka jika kita melakukan sesuatu "bekerja misalnya" bisa bernilai ibadah, dan ibadah itu harus ditujukan hanya kepada Allah, cinta kepada Rasulullah misalnya, sholawat atau apa saja harus didasarkan karena Allah, demikian pula membaca Al-qur'an dll, jika tidak ditujukan ibadah itu kepada Allah maka akan jatuh pada syirik, jika memang belum mencapai syirik kecil maka jatuh pada syirik asghar yaitu riya (pamer) sesuai dg sabda Rasulullah SAW.

 

Wallahu a'lamu bishowab

--
Your Best Regard
www.rindurosul.wordpress.com
http://www.rumahvendi.phpnet.us

Thursday, June 18, 2009

Aqidah Istiwa Ala al-arsy

Dengan menulis artikel tentang aqidah ini, tentu akan ada segolongan orang yang menganggap salah atau sesat bahkan kafir terhadap saya, juga ada yang pro dan setuju kepada ada, atau ada pula yang dalam posisi kebingungan entah benar ataukah salah apa yang saya tulis, dan posisi saya dalam tulisan ini, Namun resiko di cap sebagai seorang kafir tidak hanya sendiri yang menerima, bahkan seorang Muhaddits besar sekaliber Imam Bukhori pun mendapatkan cap yang sama, oleh orang lain yang tidak sependapat oleh beliau, Kebenaran adalah satu, dan yang satu itu ada "ditangan" Allah dan siapa yg sudah bertemu Allah? bukankah kita blm? Dapat kita dapatkan dari Rasulullah melalui Hadits2nya dan kabar darinya, lalu bukankah yang dituduh kafir adalah Imam Bukhori yang ahli Hadits??

Pembicaraan ini mengenai sifat Allah tuhan kita, tuhan semesta Alam, tuhan kaum muslimin yang tidak ada menyerupai makhluk dan tidak ada satu makhlukpun yang serupa denganNYA.

Dimana Allah?
Pertanyaan ini sering sekali dikemukakan oleh sebagian golongan dalam pengajian-pengajian tauhidnya, terkadang sangat terlihat maksud dari pertanyaan ini adalah untuk mengungkapkan ketidak setujuannya terhadap seseorang atau kelompok lain yang mengatakan "tidak boleh ditanya dimana Allah" atau yang berkeyakinan "Allah Ada tanpa tempat".

Suatu hari sy ikut pengajian disuatu kelompok, terdapat peserta-peserta baru yang jarang mengaji, seperti saya juga baru, setibanya diruangan tersebut, jama'ah ditanya terutama yang baru dengan pertanyaan diatas Dimana Allah? Sepontan kami kaget, ada diantara kami yg menjawab Allah tidak butuh tempat jadi tak layak pertanyaan itu ditanyakan, ada yg menjawab di dalam diri kita, sesungguhnya dia lebih dekat dari urat nadi, ada yg menjawab dimana-mana, saya memaklumkan jawaban-jawaban itu keluar, karna memang para ulama' ahlussunnah tidak atau jarang membahasnya.

Sang ustadzpun mengeluarkan dalil bahwa yang tepat jawabannya adalah di Langit, dan bertanya tentang hal itu adalah masyru' boleh dan layak, karan Rasul pernah bertanya kepada budak dalam hadits jariah "Dimana Allah?" sang jariah pun menjawab "di langit" kemudian rasul bersabada untuk membebaskan jariah itu karena dia adalah seorang muslimah. Dalil inilah yang digunakan untuk mempengaruhi dan mengungkit membahas Dzat Allah yang menimbulkan perbincangan yang panjang dan bahkan sampai saling kafir mengkafirkan satu sama lain.

Saya juga pernah berdialog dengan kelompok ini, sy mempertahankan allah Ada tanpa membutuhkan tempat, sementara dia mengatakan bahwa Allah bersemayam di asry, sy pun setuju dan beriman dengan firman Allah, bahwa Allah beristiwa' di atas Arsy, akan tetapi makna Istiwa bukan berarti bersemayam atau bertempat disana, namun artinya tinggi dan terlepas dari arsy tidak tergantung olehnya, bahkan segala sesuatu membutuhkan Allah. diapun mengeluarkan begitu banyak dalil untuk mendukung pernyataannya bahwa Allah ada dilangit atau di arsy, pada akhir dialog saya bertanya Apakah pernyataannya bahwa "Allah ada di Langit/ di atas Arsy" tersebut bertentangan dengan pernyataan saya bahwa "Allah Ada tanpa Tempat?" akhirnya dia hanya kembali membahas mengenai dalil, dan mengungkapkan dalil dalil lagi tidak ada jawaban yang jelas.

Sebenarnya jawaban itu penting, karna jika dikatakan bahwa ungkapan dia "Allah bersemayam di Arsy" itu membantah perkataan "Allah ada tanpa membutuhkan tempat" maka keyakinan orang tersebut adalah keliru, karna menetapkan tempat bagi Allah, tetapi jika dia katakan "tidak membantah dan itu selaras", maka bisa diyakini bahwa dia menyerahkan makna Istiwa Alal arsy yang artinya bukan bersemayam tentunya, karna bersemayam adalah menempati tempat, dan inilah pemahaman tafwidz, yaitu meyakini lafadz sesuai Dalil yang ada, namun dalam keyakinan memaknakan maksudnya dengan menyerahkan kepada Allah SWT.

--
Your Best Regard
www.rindurosul.wordpress.com
http://www.rumahvendi.phpnet.us

Wednesday, June 17, 2009

Lisanmu adalah pedangmu

Belajarlah dari pedang wahai kawan, tatkala kita dalam pertempuran, maka peran pedang sangatlah penting untuk mempertahankan diri dari musuh yang menyerang. Pedang yang tajam akan mampu menebas lawan dengan mudah, karna kelihaian kita memainkan pedang dan ketajaman pedang kita yang kokoh maka akan disegani lawan maupun kawan, namun demikian pula tatkala begitu banyak lawan melihat pedang kita ternyata tumpul, maka lawan yang kecil pun tak takut terhadap kita, atau mungkin tajam tetapi kita tak mampu memainkankannya, maka kita akan ditertawakan kawan dan diremehkan lawan.

Demikian pula lisan saudaraku, lisan kita adalah pedang kita, sekali mengucap sesuatu harus kita laksanakan, sekali kita berjanji sekuat tenaga kita tepati, jika berkali-kali kita berbohong akan sesuatu maka tunggu hasilnya orang tidak akan percaya pada ucapan kita, jika berkali-kali orang melihat kita ingkar janji, maka orang tidak akan mendengar janji kita, bahkan perkataan kita bagaikan angina lalu yang tidak diambil bekasnya sama sekali, lebih-lebih terhina lagi andai orang disekeliling kita tidak lagi menghiraukan keberadaan kita, adanya sama dengan tiadanya kita. saat itulah anda sudah dikatakan mayat hidup.

Hidup adalah perjuangan demikian para ulama mengibaratkan, betapa tidak dalam hidup ini kita harus berusaha dan terus berusaha agar kita dan keluarga kita bisa bertahan hidup, jika kondisi aman, maka belum tentu kita makan, jika kita makan dan aman balum tentu kita bahagia, jika kita telah bahagia belum tentu kita terhormat dihadapan orang banyak, jika kita telah terhormat, belum tentu nanti diakhirat kita akan selamat demikian seterusnya, prioritas mana yang kita akan utamakan, jika anda memprioritaskan kesenangan dunia yang sesaat dan mengabaikan kebahagiaan hidup selainnya, maka sesungguhnya anda telah membohongi diri anda sendiri.

Baginda Salallahu alaihi wassalam mewanti-wanti kepada kita untuk terus istiqomah dan terus bersabar dalam kebenaran, dalam berbuat baik, dan komitmen dalam kejujuran, sampai bertemu beliau di telaga hauth, setiap kali menerangkan hal apapun kemudian dikaitkan dengan akhirat, maka terdapat sejumlah golongan yang tertawa, karna akhirat adalah hal yang abstrak tidak kelihatan dan tidak pasti, mengapa tidak melakukan hal yang pasti-pasti saja? orang yang rasional itu lebih baik telur sekarang daripada ayam besok hari..

Maka kami jawab : Khabar tentang akhirat adalah pasti dari Rabb yang sejati, dan meyakininya atau tidak meyakininya adalah tolak ukur dari iman, dikatakan yakin dengan hal yang bersifat akhirat yang abstrak apabila keyakinan itu membuahkan hasil dan berpengaruh pada tindakannya pada saat sekarang, itulah perbedaan antara orang yang mengimaninya dan tidak mengimaninya. "Hal yastawiyalladzina ya'lamuna wala ya'lamuun"
 -
Your Best Regard
www.rindurosul.wordpress.com
http://www.rumahvendi.phpnet.us

Tuesday, June 16, 2009

Aqidah Ibnu Katsir Baina Tafwidz wa ta'wil

Entah berkapasitas untuk berbicara tentang aqidah atau tidak-kah kita, namun sebagian kelompok memaksa untuk setiap individu berbicara tentang aqidah apabila tidak tahu maka akan difonis kafir dengan mengambil dalil dari ucapan Imam Ibnu Hanifah :

"Barangsiapa yang mengingkari sesungguhnya Allah berada di atas langit, maka sesungguhnya ia telah kafir".

Adapun terhadap orang yang tawaqquf (diam) dengan mengatakan "aku tidak tahu apakah Tuhanku di langit atau di bumi". Berkata Imam Abu Hanifah : "Sesungguhnya dia telah 'Kafir !". Karena Allah telah berfirman : "Ar-Rahman di atas 'Arsy Ia istiwaa". Yakni : Abu Hanifah telah mengkafirkan orang yang mengingkari atau tidak tahu bahwa Allah istiwaa diatas 'Arsy-Nya.


Sementara orang yang berbicara tanpa ilmu juga akan diancam, akhirnya banyak yang hanya memiliki ilmu tak seberapa berbicara sepengetahuan mereka saja, menyebar kemana-mana dengan pemahaman yang bisa dikatakan pemahaman jahil, pemahaman orang bodoh.

Jika orang yang tahu, maka akan didapatkan perkataan ulama' dalam memahami ungkapan ibnu Hanifah di atas.

Pemahaman Imam syafi'ie (w:204 H) :

 "لأن هذا القول يوهم أن للحق مكانا، ومن توهم أن للحق مكانا فهومشبه:في كتابه "حل الرموز" في بيان مراد أبي حنيفة

Abu hanifah mengkafirkan dengan ucapan beliau: Siapa yang berkata, 'saya tidak tahu Tuhanku itu di mana, di langit atau di bumi, maka orang tersebut telah menjadi kafir. Demikian pula orang yang berkata: "Tuhanku itu di atas 'Arsy. Tetapi saya tidak tahu 'arsy itu di langit atau di bumi."

"karena perkataan ini di pahami bahwa (pembicara menetapkan) bagi YG Maha Hak (allah) tempat, dan barang siapa yg memahami bahwa bagi Allah tempat maka dia adalam musyabbih"(Imam syafi'ie:dlm kitab "Hal rumuz", bayan dari maksud abu hanifah)


Begitu banyak ayat-ayat dan hadits-hadits yang mengandung makna mutasyabihat yang apabila difahami secara harfiah atau tekstual saja, maka akan mengesankan terdapatnya kekurangan dalam Dzat Allah SWT (Mujassimah), demikian sebaliknya, bila dita'wil tanpa ilmu atau dialihkan kepada arti yang disesuaikan menurut yang menta'wilkan, akan dikatakan sebagai orang yang menolak ayat dan mengalihkan arti yang tidak ada kaitannya (mu'attilah). Lalu bagaimana semestinya...??

Ahlussunnah Wal Jama'ah dikenal sebagai faham yang mutawasith, atau pertengahan bukan berfaham Mujassimah dan bukan pula Mu'athilah yang mengedepankan akal, salah satu dari aqidah Ahlussunnah yang telah diakui oleh berbagai ulama adalah aqidah Thohawi.

Jangan sampai kita menjadi saling mengkafirkan satu sama lain antara sesama pengucap 2 kalimat syahadat karena ketidak tahuan kita, dan hanya ikut-ikutan perkataan orang yang kita tidak tahu perkataan itu diambil darimana. Dalam aqidah Thohawi, tidak dikatakan kafir orang yang berseberangan dalam memahami ayat mutasyabihat, tetapi dikatakan sebagai keliru atau salah, tanpa menyertakan tuduhan kafir, sehingga ketika jatuh keyakinan dalam masing-masing pemahaman tidak akan saling mengkafirkan karna tuduhan kafir akan berakibat fatas terhadap antara yang dituduh dan yang menuduh.

Kalau kita mengkafirkan orang yang menta'wil, maka konsekwensinya begitu banyak ulama' besar yang akan dihukumkan kafir, termasuk Imam Bukhori, Ibnu Abas dll. Masa iya ulama sekaliber beliau tidak tahu masalah ini, sementara kita yang baru belajar kemaren sore, yg nilai waro' nya jauuuh dibanding mereka berani mengkafirkan mereka..?

Jika anda memahami bahasa arab, alangkah baik untuk anda membaca kitab yang terdapat link dibawah ini, hanya sedikit, namun rujukannya dan pembahasannya objektif dan semoga bisa memberikan pencerahan terhadap akidah kita.

 Aqidah Ibnu Katsir antara Tafwidz dan Taw'wilf

--
Your Best Regard
http://www.rumahvendi.phpnet.us

Friday, June 12, 2009

Ijtihad pada hal-hal yang Baru.

Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitaabullaah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan sejelek-jelek perkara adalah perkara yang diada-adakan dan setiap bid'ah adalah sesat." (HR. Muslim no.867)

Tentu hadits di atas ini tidak asing lagi ditelinga kaum muslimin wal muslimat, dimanapun dia berada, dan pembahasan tentang bid'ah itu pun sudah sering sekali kita dengarkan, berbagai pembahasan kitab-kitab ulma' salaf yang membahas dan mengomentari masalah bid'ah. Dari beragamnya pengertian ulama' ini lah yang melahirkan berbagai perbedaan pandangan pada satu amalan. Penjelasan mas'alah bid'ah bisa anda baca pada artikel kami Bid'ah Dalam Pembahasan disini akan kita bahas objek yang diperselisihkan diantara masyarakat, ada yang mengatakan bid'ah dan ada yang masih menjalankannya.

Adapun bid'ah yang yg dimaksud dalam perselisihan adalah bid'ah dhzolalah, atau bid'ah madzmumah (tercela) bukan bid'ah hasanah, karena bid'ah selain yang tercela seperti ibnu hajar yang membagi bid'ah menjadi beberapa bagian, Imam Nawawi yang membaginya menjadi Lima mengikuti hukum fiqih, dan Imam syafi'ie yang membagi menjadi Dua, dikenal dimasyarakat selain bid'ah dzolalah adalah disebut sunnah, atau wajib, makruh atau mubah, hukum-hukum itu yang berlaku, tanpa memberikan embel-embel didepannya dengan sebutan bid'ah sunnah, bidah makruhah dll.

seperti merokok, Begadang menonton bola bersama, mengadakan azumah (kumpul keluarga &kerabat-red) dll. ada yang bilang itu haram, atau makruh, padahal perilaku itu adalah perilaku baru, mengapa tidak dikatakan bid'ah makruhah? tentu ulama' pun tak luput membahasnya, tetapi hukum yang dihasilkan adalah hukum haram, makruh, sunnah, mubah atau wajib. jika dikatakan bid'ah hanya membahasa dalam syari'at saja, maka hal-hal tersebut bukankah pula masuk dalam pembasan syari'at?

Adapun yang diperselisihkan adalah :
Maulid Nabi Muhammad, Isra' Mi'raj atau rajaban, Tahlilan/Yasinan, Kenduri arwah (selamatan-red), Talaffudz biniyah, tawassul dg yg sudah mati, ziarah kubur orang sholih, bertabarruk dg kyai, mencium tangan guru, membasuh lebih dari 3x ketika wudhu, berdzikir jama'ah setelah sholat, sholawatan setelah adzan, menyiramkan kembang pada kuburan saat berziarah, bahkan ada yg mengatakan mengangkat tangan ketika berdoa, bersalaman selepas sholat jama'ah, tarbiayah bermarhalah, ada juga yg mengatakan Bedug, speaker, takbir keliling malam idul fitri, nisfu sya'ban dll.

Hal yg sejenis tapi tidak diperdebatkan :
Sekolah dan pondok pesantren atau lembaga pendidikan adalah sejenis tarbiyah baik bermarhalan atau tidak tergantung metode.
Azzumah (saudi) yaitu acara kumpul bersama dalam rangka pesta atau tasyakuran yg berisi makan bersama dll sama seperti selamatan atau tasyakurran di indonesia.

Hal yang biasa dilakukan dan orang tahu sepakat terlarangnya hal itu oleh syari'at:

Memberikan uang pada kuburan, memohon pada sang mayit bukan untuk tawassul atau mendoakan mayit. berkeyakinan kepada benda kramat yang bertuah yg memberi kehebatan menafyikan Allah, mendatangi gunung kawi biar kaya (pesugihan), memelihara tuyul, bersujud tunduk didepan makam sebagai rasa tunduk dan takut dan menyembahnya, menyembah pohon yang diyakin berpenghuni, memberikan sesaji ke panti selatan, atau memberi sesaji saat mau menanam di sawah, memotong/mengarak kyai slamet, memotong kerbau dan kepalanya ditanam didalam tanah.dll. hal-hal ini terdapat kemungkinan Syirik besar di dalamnya. 

Untuk mengklasifikasikan ini pun kita akan dapatkan berbagai macam perselisihan yang panjang, membahasnya tentung membutuhkan waktu tersendiri atau diskusi persatu-satu pembahasan. Namun itulah yang terjadi pada masyarakat kita yang kurang lebihnya terdapat diatas tadi, perselisihan akan sesuai dengan pandangan sejauh mana pemahaman seseorang dalam memandang syari'at, dan terutama memahami makna dari bid'ah yg dituduhkan itu sendiri.

Ada hal kesesatan yg telah disepakati yang mengancam pada diri ummat islam, ada pula yang masih dalam perdebatan bahkan terdapat khilafiyah dikalangan muallif kitab-kitab salafy, namun alangkah disayangkan bila sebagian kaum muslimin justru rajin mengungkit dan berdebat pada hal yang khilafiyah, akan tetapi permasalahan besar yang telah nyata dimasyarakat tidak dibahas, iya karna pada perkara khilafiyah ada bantahan dari orang yg berpendapat lain, namun pelaku kesesatan yang nyata itu tidak pernah membantah tuduhan siapapun, mereka enjoy saja dengan amaliyahnya.

Para penuduh bid'ah tidak membedakan tuduhannya, apakah hal yg dituduhkan masuk dalam katagori khilafiyah, atau benar-benar disepakati ulama' atas kesesatannya, mereka memukul Rata siapapun yang tidak sesuai dengan mereka akan dikatakan kaum ahli bid'ah yang sesat, kuburiyyun dan musyrikun. Itulah hal yang kita sayangkan, padahal jika kita renungkan, seandainya tuduhan itu kepada hal khilafiyah, boleh jadi tuduhan itu tidak benar, dan jika tuduhan itu tidak benar, maka dirinyalah yang akan menerima kembali tuduhan itu sebagai pertanggungjawaban di akhirat kelak, yang juga tak kalah besar akibat dari tuduhannya, dan kita tahu hal yang bersifat ijtihadi yg menimbulkan khilafiyah, bagi mujtahid jika benar diberi pahala dua, dan jika salah tetap diberi pahala satu, berarti tidak berdosa, asalkan hasil ijtihad tidak menyalahi qur'an dan sunnah, nah Menyalahi qur'an dan sunnah ini juga menjadi perdebatan yaitu menyalahi hadits yg mengatakan semua bid'ah adalah sesat, lalu untuk apa dibolehkan ijtihad? sementara ijtihad itu pd hal-hal yang Bid'ah (baru) kalau menyalahi sunnah? wal hasil Madzhab itu Bid'ah maka tidak boleh bermadzhab.

Wallahu a'lamu bishowab.
--
Your Best Regard
http://www.rumahvendi.phpnet.us

Monday, June 8, 2009

Kakang mengajak Anda untuk bergabung di Facebook

facebook
Hai Pujakesula,
Orang-orang berikut ini mengundang Anda untuk menjadi teman mereka di Facebook:
Facebook ada adalah tempat terbaik untuk tetap berhubungan dengan teman-teman, bertukar foto, video dan membuat banyak acara. Anda harus bergabung di sini! Daftar hari ini juga untuk membuat profil dan temukan orang-orang yang Anda kenal.
Terima kasih,
Tim Facebook
Facebook adalah situs gratis dan siapa saja dapat bergabung
Daftar
Pesan ini merujuk ke endyen.tulis@blogger.com. Jika Anda tidak ingin lagi menerima email sejenis dari Facebook, silakan klik di sini untuk berhenti.
Kantor Facebook beralamat di 1601 S. California Ave., Palo Alto, CA 94304.

Saturday, June 6, 2009

Penjual Emas Asli tapi Palsu

Tukang emas menjajakan dagangannya kepada para penduduk, dia tidak sendiri ada beberapa tukang emas lama yang juga menjajakan dagangan yang sama dengan setandart tak jauh berbeda, perdagangan biasa-biasa saja tak ada yang istimewa, mungkin karna harga emas yang mahal sementara dunia semakin krisis.

Seorang Tukang emas merasa jenuh dengan keadaan itu, dia sepertinya kehilangan kesabarannya, dan akhirnya dia mengambil ide gila, dengan bersekongkol dengan sejumlah penguasa dzolim untuk membungkam atau mengusir tukang emas yang ada dan tidak mau diajak kerja sama, kerja sama dalam menyebarkan emas imitasi yang harganya lebih murah dan tidak berkualitas tapi dijadikan seolah sebagai mas murni sampai masyarakat yakin bahwa itu adalah mas murni.

Mulailah aksi mereka dilaksanakan, sang penguasa dzolim merazia semua emas, atau tukang emas yang tidak mau diajak kerja sama tanpa terkecuali, tutuplah dan gulung tikarlah semua tukang emas yang ada, beberapa waktu kemudian bermunculan para penjual emas baru, dengan harga yang murah, dan iklan yang luar biasa hebat meyakinkan masyarakat bahwa emas tersebut adalah emas Asli, seraya mengambil contoh kekurangan emas-emas sebelumnya, sementara emas yang dijual sekarang lebih bagus dan berkualitas tanpa kekurangan, itulah emas yang harganya tidak bakalan turun.

Masyarakat pun berbondong-bondong membelinya, ada berbagai masyarakat yang membeli dalam jumlah banyak kemudian dijual kembali ketempat yang belum ada, dengan iklan yang sangat meyakinkan pula, masyarakat pun berduyun-duyun membelinya, maka tersebarlah emas dalam bentuk baru yang diyakini oleh masyarakat sebagai emas murni yang berkualitas tinggi tak tertandingi, emas no satu.

Datanglah di suatu waktu seorang Ahli emas dari daerah lain, dia terkejut dengan emas yang dia dapatkan pada daerah tersebut, emas itu berbeda dengan yang dia tahu, kemudian ahli emas itu pun mulai meneliti keaslian emas tersebut yang sudah memasyarakat, dan hasilnya ternyata emas itu adalah emas palsu, hanya lapisannya yang bagus sehingga dapat menutup kepalsuan emas tersebut, sungguh dia sangat kagum pada penjual emas palsu yang bisa mengemas emas palsu menjadi seolah emas asli dan pelapisnya tak berubah dalam waktu yg seperti emas murni.

Dia pun merenung, jika dia mengumumkan kepada masyarakat bahwa emas itu palsu, maka siapa yang akan percaya, sementara masyarakat telah yakin dg emas tersebut, kalau toh pun dia melawan arus resikonya bisa fatal, dia bisa dicomot oleh penguasa dzalim yang memback-up para pedagang emas palsu tersebut. Akhirnya dia pun ikut berdegang dan mempelajari pembuatan emas imitasi tersebut, dan dia menjadi pembuat emas imitasi sekaligus penjualnya, untungnya pun tak terkira banyaknya, dia menjadi orang kaya karna berhasil menipu masyarakat.

Datanglah Tukang emas berikutnya yang melihat pasar emas yang begitu ramai di daerah tersebut, seperti tukang emas yang pertama dia merasa kaget dengan emas yang beredar, namun berbeda dengan tukang emas sebelumnya, tukang emas ini lebih berani mengatakan yang benar, dia mulai bertriak dihadapan masyarakat, dan akhirnya aparat pemerintahan dzolim itu menangkapnya dan kembali meyakinkan masyarakat akan keaslian emas yang berdedar. Setelah keluar dari penjara dengan diambil janji untuk tidak mempengaruhi masyarakat, sang tukang emas itu bebas dari penjara, tetapi dia merasa kasihan kepada penduduk yang tidak tahu bahwa diri mereka sedang dibohongi.

Tukang emas itu mengambil beberapa penduduk untuk keluar dari negeri tersebut dengan membawa emas yang mereka miliki agar diteliti diluar negri, beberapa orang yang dibawa keluar negri itu meneliti disebuah penelitian emas yang terkemuka, dan ternyata hasilnya memang benar, bahwa emas itu adalah palsu. Namun mereka mengakui sulit untuk mengumumkan hal itu di negri mereka, karna para tukang emas yang tahu dan tersohor di negri itu telah dikuasai oleh pemerintahan yang dzolim. wal hasil perdagangan dan penyebaran emas palsu dinegeri itu makin marak, bahkan sebagian orang menjual di negri lain dengan sasaran orang yang tidak tahu menahu tentang emas, Masyarakat awam yang hanya konsumtif, berikut pembuktian yang meyakinkan segala sertifikat pengujian dan segala bukti yang telah dikeluarkan oleh Negri dzolim tersebut, bahka sertivikat emas dari negri lain di rubah dan dilegitimasi oleh negri yang menyebarkan emas asli tapi palsu tersebut.

Itulah kira-kira analogi sederhana tentang penyebaran Aqidah Sawah yang mengaku sebagai ahlussunnah wal jama'ah yang murni, sejatinya begitu banyak sesuatu yang disembunyikan dalam kedok keren mereka, penguasa yang berkuasa bisa seenaknya melakukan yang disuka dan menuduh yang tidak sesuai dengan mereka. Syeh Nurdin yang lama tinggal di Makkah sekolah di Makkah kemudian melanjutkan belajar di mesir, maka beliau menemukan kesalahan dan kepalsuan kaum Sawah ini, demikian pula cerita sahabat penulis yang kuliah di makkah, kemudian melanjutkan di syuria, ternyata dia tidak beraqidah Sawah, namun berbeda dengan orang yang datang dan hanya menuntut ilmunya di negri saud saja, maka tak ayal dia menjadi Lc, tetapi Lc yang hanya tahu kehebatan aqidah yg didoktrinkan kepadanya, membawa sertifikat asli tapi palsu.

Imam Bukhori dikomentarai "Tidak akan berkata demikian seorang Muslim yang beriman" oleh albani, ketika beliau menta'wil ayat "wayabqo wajhu robbika..."

Ibnu Hajar al-atsqolani dan Imam Nawawi diceritakan mereka sebagai ulama'-ulama besar yang mengatakan maulid nabi sebagai hal yang bid'ah, tetapi mereka tidak setuju dan bahkan menutup-nutupi dengan pembagian bid'ah oleh kedua imam besar tersebut, mereka menolak pembagian bid'ah kepada bid'ah hasanah dan madzmumah. tapi mereka berteriak bahwa kedua imam tersebut berpendapat maulid nabi adalah bid'ah yang padahal ulama' tersebut menyebutkan maulid nabi adalah termasuk bid'ah hasanah. Mereka pun mempelajari kitab2 karangan imam besar tersebut untuk meyakinkan masyarakat akan keaslian mereka.

Wallahu a'lamu bishowab. Nastaghfirullahal adzim min kulli dzambin adzim. Ihdina ashirotol Mustaqiem.
--
Your Best Regard
http://www.rumahvendi.phpnet.us

Thursday, June 4, 2009

Salahkah memilih Madzhab As-syafi'ie

Ada sebagian kelompok yang cemburu denganku atau yang seprtiku, karna aku taassub dengan imam As-syafi'ie, bahkan mengatakan saya taklid buta, tassub yang berlebih, bahkan ada yang meremehkan kenapa mesti bermadzhab?

Maka dengan Bangga saya mengatakan iya benar saya muqollid atau seorang yang taqlid kepada imam As-Syafi'ie 'Alimul Quraisy yang dijuluki naasirussunnah (pembela Sunnah) oleh para ulama'. Dengan bangga saya katakan bahwa saya taassub dengan Imam As-syafi'ie RA, karna tidak hanya ikut2an, karna saya tahu siapa beliau? dan saya yakin siapa saja yang cemburu dan meremehkan beliau, mereka tidak tahu banyak akan siapa Muhammad ibnu Idris As-syafi'ie R.A.

Suatu hari seoroang syeh memberikan tausiah pada bulan ramadhan, pada pertengahan tausiah beliau minta diambilkan minum, seorang jamaah protes "ya syeh, ini bulan Ramadhan, syeh tidak puasa??", beliau menjawab "Puasa wajib bagi orang yang sudah baligh, sementara aku belum baligh" Beliaulah seorang Mufti yang terhitung paling muda disepanjang zaman, Imam As-syafi'ie.

Sebelum berguru kepada imam Malik, beliau sudah hafal kitab muwatha', suatu hari beliau minta surat pengantar dari gubernur makkah kemudian menghadap wali madinah untuk menghantar menghadap imam Malik, sang wali kota madinah menjawab "ya Muhammad, saya lebih baik berjalan kaki tanpa alas ke makkah, daripada harus menghadap imam Malik, aku tak pernah merasa kecil, kecuali berhadapan imam Malik".

Sungguh wibawa yg luar biasa dari Imam Malik, namun imam syafi'ie mendesak akan kewajiban sang wali kota untuk mengantar Muhammad As-syafi'ie untuk belajar kepada imam Malik, menghadaplah mereka berdua, sang wali kota madinah menyerahkan surat pengantar dari makkah dengan gemetaran, benar perkiraan wali kota, setelah imam Malik membaca surat tersebut, surat itu dibuang "Bukan begini caranya ingin ngaji" kata imam Malik, sang wali pun gemetaran tak bisa berbicara, keluar kringat dingin, Namun imam syafi'ie dengan berani menghadap dan mengutarakan maksudnya sendiri, imam Malik memperhatikan dan menyimak tutur kata Imam syafi'ie dan melihat sejenak dan berkata "wahai pemuda, anugrah Allah dlm dirimu jangan cemari dengan maksiat jauhilah maksiat?", imam syafi'ie menjawab, "Syukur atas anugrah Allah, ini adalah suatu kemulyaan dari Allah SWT", Imam malik mempunyai firasat yang kuat setelah memandang Muhammad As-syafi'ie yang masih belia berumur kurang lebih 15 tahun.

Kemudian Imam Malik berkata "baiklah, kembalilah besok hari dengan membawa juru baca" Muhammad Syafi'ie menjawab, "jika diperkenankan saya akan membacakan sendiri kitab tuan dihadapan tuah?" imam Malik merestui, keesokan harinya, mulailah imam Syafi'ie belajar pada imam Malik, setiap kali imam syafi'ie membaca dan khawatir ada yang salah beliau berhenti membaca, namun imam Malik selalu menegaskan "lanjutkan hai pemuda, lanjutkan terus" dan hanya dalam beberapa hari saja imam syafi'ie menghatamkan kitab muwatho' Malik.

Jika kita renungkan siapa yang menjadikan Imam syafi'ie begitu cerdasnya, padahal masih relatif muda, Beliau adalah keturunan Bangsa Quraisy sebagaimana yang di isyaratkan Rasulullah, beliau masih satu keturunan dengan Rasulullah, Beliau sudah Hafal Al-qur'an dari usia 8 tahun, diangkat menjadi mufti masih belia. Untuk lebih jelasnya baik yang cemburu akan ketassuban para pengikut Imam Syafi'ie, dan para muqollid seperti saya kepada imam As-syafi'ie, silahkan anda mengenal terlebih dahulu siapa Imam as-syafi'ie melalu pengajian kitab Manaqib Imam As-syafi'ie yang dikarang Imam Baihaqi.

Taqlidnya kami, karna kami tahu dan mengenal beliau, peremehan sebagian orang yang cemburu akan ketaasuban kami terhadap beliau dan melarang Taklid dan terlalu ta'assub, justru mereka lebih tidak tahu apa-apa hanya mengatakan tuduhan kosong jangan Ta'assub jangan taklid. Padahal mereka tidak tahu taassubnya kami dan taklidnya kami, karna kami tahu dan mengenal imam as-syafi'ie RA, bagaimana melandaskan segala amalannya, perkataannya, segala gerak-geriknya berdasarkan atas Al-qur'an dan Hadits, sampai beliau dijuluki sebagai "Naashirussunnah". Buat apa orang yang mengaku bermanhaj salaf, belandas langsung pd Al-qur'an dan Hadits, tapi ternyata lebih rendah pengetahuannya dan lebih jauh kenyataannya akan kesesuaian dengan Al-qur'an dan As-sunnah dari pada orang yang hanya mengaku Muqollid, dan taassub dan mengakui tuduhan itu.

Berikut bagi siapa saja yang Ingin mengenal lebih jauh sosok Imam As-syafi'ie RA, beberapa tausiyah dari syeh Muhammad Nuruddin tentang Manaqib As-syafi'ie berbahasa Indonesia yang diikuti oleh Mahasiswa2 Mesir. wallahu a'lambu bishowab.

Salah satu syarat mendapatkan ilmu adalah sabar dan membutuhkan waktu yang lama, demikian pula, sabar menjadi syarat untuk mendownload file-file berikut ini.

manaqib_muqaddimah.flv
manaqib_nasab_imamsyafie_57.flv
manaqib_mulianya_bangsaquraish_37.flv
manaqib_kehebatan_imamsyafie_32.flv
manaqib_syafie1.flv
manaqib_bab_pergi_yaman.flv
manaqib_mimpi_syafie.flv
manaqib_posisi_harun.flv
manaqib_mujaddidagama_46.flv


Sumber Link dari : http://www.mymkkk.tv/
--
Your Best Regard
www.rindurosul.wordpress.com
http://www.rumahvendi.phpnet.us