Sunday, October 4, 2009

Menelusuri Tauhid Islam

Berawal dari Sabda Rasulullah SAW yang berkenaan tentang Tauhid :

 

Rasulullah SAW pernah bersabda : Para manusia ahli tauhid di adzab dalam neraka, sampai mereka hangus didalamnya, dan selanjutnya mereka mendapatkan Rahmat, maka mereka keluar (dr neraka) dan mendapati pintu syurga, maka menyugukan pada mereka para ahli syurga dengan air, maka bangkitlah mereka seperti tumbuhnya "ghutsa' dalam himalah as-sail", kemudian mereka masuk syurga (HR. Ahmad no.14665 dan Turmudzi 1082) versi al-eman.com)

 

Dalam hadits di atas rasulullah berbicara tentang tauhid, kemudian pada tempat lain imam Turmudzi meriwayatkan sebuah hadits yg panjang, bahwa rasulullah bersabda "Barang siapa yang Bersaksi bahwa tidak ada Illah kecuali Allah dan Muhammad adalah rasulullah maka diharamkan atasnya neraka".

 

Diriwayatkan dari Zuhair, bahwa dia ditanya tentang perkataan nabi SAW "Barang siapa yang berkata La Ila Ha illallah maka masuk syurga" maka dia menjawab, bahwa hal itu adalah di awal kelahiran islam, sebelum turunnya Kewajiban, perintah dan larangan. Berkata Abu Isa bahwa hadits ini oleh para ulama disimpulkan bahwa para ahli tauhid akan masuk syurga, walaupun sebelumnya akan di adzab terlebih dahulu di neraka karena dosa2 mereka, namun mereka tidaklah kekal didalam neraka.

 

Dan diriwayatkan dari Abdullah ibnu mas'ud yg sandanya sampai pada Anas bin malik bahwa nabi bersabda :"Akan keluar satu qoum dari neraka dari Ahli Tauhid dan kemudian mereka masuk ke dalam syurga". Kemudian abu hurairah meriwayatkan dari Rasul SAW, dalam menafsirkan ayat " Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim. (Alhijr ayat 2), berkatalah mereka, ketika dikeluarkan para ahli tauhid dari neraka kemudian di masukkan kedalam syurga, maka sering kali orang2 kafir itu berkata, kiranya mereka dahulu menjadi orang-orang muslim. (terangkai dalam satu hadits dalam 3 paragraf ini, Turmudzi No. 2849 versi al-eman.com)

 

Dari hadits hadits tersebut di atas maka kita dapat fahami dengan seksama, dan kita ketahui bahwa kalimat tauhid adalah kalimat "La Ilaaha Illallah" (Tiada ilaah kecuali Allah).

 

Ibnu hajar Al-atsqolani dalam mengambil Murod atau pengertian dari tauhid dalam kitab fathul baari beliau mengatakan.

 

Maksud dari tauhid adalah "Ikrar dengan Dua kalimat syahadat, kemudian meng-aplikasikan perkataannya itu kepada Tauhid" (fathul baari bab tauhid)

 

Nah pengertian ini sangat cocok dengan hadits-hadits Rasulullah SAW, jadi barang siapa yg meyakini bahwa tiada Ilah kecuali Allah, kemudian dia menjalankan ikrarnya dengan tidak menyekutukan Allah (atau mengambil ilah lain selain Allah) maka sesungguhnya orang tersebut telah bertauhid.

 

Tak akan pernah kita temukan dalam hadits maupun qur'an akan pembagian tauhid menjadi tiga atau emapat. Hal yang di klaim sebagai hasil pemikiran dalam hal ilmu pengetahuan di bidang tauhid ini adalah hal yang baru yg harus kita waspadai.

 

Tidaklah menjadi masalah suatu hasil ijtihad ulama yang tidak bertentangan dengan Al-qur'an dan as-sunnah, namun dalam hal pembagian tauhid menjadi tiga yaitu Rububiyah, uluhiyah dan asma' wa sifat ini perlu kita ceck ke-singkronannya dengan Al-qur'an dan Hadits. Mari kita periksa :

 

1.      Mereka mengatakan bahwa orang kafir Quraisy adalah bertauhid rububiyah dg berdasar pada ayat :

 

Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah", maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah )? (Az-zuhruf  87)

 

Mereka terlalu terburu-buru dan berani menyimpulkan bahwa musyrikin quraisy itu bertauhid rububiyah, ini adalah bertentangan dengan sabda nabi di atas, akan tolak ukur tauhid itu sendiri, apalagi ayat di atas ini diteruskan dengan penegasan Rasulullah dalam menilai orang-orang quraisy ini, seraya berbunya :

 

dan (Allah mengetabui) ucapan Muhammad: "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak beriman." (Az-zuhruf 88)

 

Bagaimana mungkin orang yang telah ditegaskan oleh Nabi dalam al-qur'an sebagai orang yg tidak beriman (kafir), malah dikatakan sebagai bertauhid Rububiyah oleh sebagian golongan ini?

 

Perlu digaris bawahi bahwa orang yg tidak bertauhid maka kekal di neraka, sebagai mana hadits di atas, dan orang yang bertauhid walau ke neraka dulu, tapi ada harapan masuk syurga. Maka menghukumi seseorang bertauhid, baik sebagian atau secara utuh adalah berkaitan dg syurga dan neraka, maka perlu diceck dan diwaspadai pembagian tauhid yg berkonsekwensi atas pernyataan bahwa orang Musyrikin Quraisy itu Bertauhid Rububiyah.

 

2.      Dalam pembagian tauhid menjadi tiga ini, para pengikutnya dan para syeh mereka mengeklaim bahwa itu adalah bukan bid'ah, dengan alasan itu adalah wilayah ilmu pengetahuan (ijtihad) untuk memudahkan pemahaman, sebagaimana ulama merumuskan ilmu nahwu, ilmu fiqih, tajwid dan lain sebagainya.

 

Namun apakah benar mereka menganggap demikian, kaum ini sangat egois sekali menurut ana, bagaimana tidak, mereka tidak mau dikatakan bid'ah karna membagi tauhid menjadi tiga, dengan alasan diatas tadi, jika kita cermati, terdapat pembagian sifat wajaib bagi Allah oleh ulama Asy'ariyah dan maturidiyah yaitu menjadi 13 dan ada pula yang membagi menjadi 20, tapi keduanya akur, tidak saling tuduh bid'ah dan keduanya adalah di akui ahlussunnah wal jama'ah.

 

Akan tetapi sangat berbeda jauh dengan kaum pembagi tauhid jadi tiga ini, mereka menganggap Bid'ah, kepada segolongan lain yang membagi tauhid menjadi empat, yaitu (rububiyah, uluhiyah, asma wa sifat, serta mulkiyah). Entah apa yg terjadi dlm pemikiran mereka, mereka menganggap bid'ah segala sesuatu yg tidak disetujui oleh syeh-syeh mereka.

 

Demikianlah kisah tentang tauhid di akhir zaman ini, jika anda ingin selamat, maka kembalilah pada Al-qur'an dan hadits, dan berhati-hatilah pada tauhid baru yg sedang marak saat ini.

wallahu a'lam bishowab.

 By : Vendi

--

Your Best Regard
www.rindurosul.wordpress.com
http://www.rumahvendi.phpnet.us

No comments: