Friday, May 29, 2009

Menanyakan konsistensi diri kita?

Tentang pengertian Bid'ah
Bid'ah atau segala hal yang baru, "Bid'ah adalah lawan dari sunnah" itulah pendapat yang paling masyhur dikalangan kaum muslimin dan muslimat pada saat ini. Namun ada sebagian kita atau kaum muslimin yang tidak konsisten dengan pemahaman bahwa bid'ah adalah lawan dari sunnah.

Sunnah adalah segala sesuatu yang pernah dikerjakan oleh Rasulullah SAW, atau yang pernah dilegitimasi atau pula pernah dianjurkan oleh baginda Rasulullah SAW, "sunnah" adalah masdar dari kata kerja "sanna" yang artinya adalah kebiasaan, sementara bid'ah adalah lawan kata dari sunnah.

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: "kullu bid'atin Dholalah", terdapat kata bid'ah, kemudian beliau juga pernah bersabda "man ahdatsa fi amrina hadza" bermaksud : barang siapa yang membuat2 hal yang baru yaitu bid'ah. Sabda beliau ini adalah memperingatkan segala sesuatu yang baru adalah bid'ah, namun disisi lain seperti yang kita fahami didepan, bid'ah adalah hal yang baru yang berlawanan dengan sunnah, sementara Rasulullah juga pernah bersabda "Man sanna sunnatan hasanatan" maka hal ini menggunakan "sanna" fi'il madzi atau kata kerja yang berarti mengadakan atau membuat sunnah tapi sunnah yang baik atau hal yang baru yang dibuat yang berlawanan dengan bid'ah.

Jika ada yang menolak bahwa hal tersebut adalah berkaitan dengan shodaqoh yang telah disyariatkan sebelumnya, lihatlah asbabul wurudnya. maka dijawab nenar, hal itu asbabul wurudnya adalah sunnah shodaqoh, tetapi matan haditsnya bersifat aam, atau umum, adakah yang berani mengatakan bahwa hadits tersebut adalah khusus hanya dalam hal shodaqoh? Dengan alasan karna asbabul wurudnya dalam hal shodaqoh?

Tentang Mengikuti Salafusholih:
Dalam beraqidah kita dianjurkan mendasarkan kepercayaan dan aqidah kita sesuai dengan Al-qur'an dan Hadits, ini sudah menjadi kesepakatan di setiap golongan, setiap firqoh dan setiap orang islam, kemudian yang kedua adalah mengikuti pemahaman salafussholih, nah untuk hal yang ini adalah terdapat beberapa kelompok yang mengaku demikian, seperti kelompok yg menamakan diri salafy, Wahdah, Muhammadiyah, NU, Ikhwanul Muslimin, Jamaah tabligh, HTI dan masih banyak lagi yang lainnya.

Keseluruhan dari penganut kelompok-kelompok tersebut merasa merekalah kelompok satu yang selamat yang disebut sebagai firqotunnajiyah, kelompok yang selamat yaitu golongan ahlussunnah wal jama'ah, itu merupakan hal yang dima'lum, namun terkadang dari sebagian pengikut2nya ada yg fanatik berlebihan terhadap kelompok yang diikuti, menganggap benar bahkan paling benar kelompoknya adalah wajar, tetapi jika diiringi dengan menganggap sesat kelompok lain sampai mengeluarkan tuduhan, mengkorek-korek perbedaan furu', bahkan ada yang menghinanya, tentu hal ini sangat membahayakan kesetabilitasan ukhuwah islamiyah, bagi orang yang mengerti dan menelusuri sejarah islam, maka akan ditemukan betapa banyak perbedaan-perbedaan dikalangan sahabat pasca wafat baginda SAW, antara ibnu umar dg siti aisyah, antara umar dg abdurrahman bin auf dll.

Namun demikian diantar perbedaan para sahabat dan salafussholih, tidak sampai menimbulkan perpecahan dan kebencian satu sama lain, mereka pun yakin bahwa kebenaran adalah satu, namun tak menutup kemungkinan dalam hal furu, ada dua hal yang diperbolehkan, misalnya dalam sholat malam, bileh banyak boleh sedikit, kedua-duanya adalah benar, jadi kebenaran yang satu itu harus diperinci kebenaran dalam bidang apa? jika agama maka islamlah satu-satunya kebenaran, sementara selain islam adalah sesat, itulah kebenaran yang dimaksud tidak terbilang dan hanya satu.

Untuk menempuh kebenaran sejati, yang berdasarkan al-qur'an dan Hadits, berpemahaman dg salafussholih, maka kita harus mengetahui semaksimal mungkin kitab-kitab salafussholih yang berjumlah ribuan kitab, bahkan mungkin mendekati jutaan kitab, dari seluruh kitab tersebut tak mungkin dilalap habis semua oleh segolongan orang, apalagi oleh seseorang saja, mesti ada yang belum diketahui, oleh sebab itu hendaknya sebelum mengatakan inilah yang benar dan yang itu salah tidak berdasar, untuk mempelajari sumbernya terlebih dahulu, dan bagaimana orang yg berbeda dg kita berijtihad, kemudian baru menyimpulkan, dan hendaknya menghargai jika dasarnya masih dalam landasan agama (qur'an hadits salafussholih)

--
Your Best Regard
http://www.rumahvendi.phpnet.us

No comments: