Wednesday, January 30, 2008

Pohon Iman dan buahnya

Berbagai macam pengibaratan iman dalam diri manusia, terdahulu telah tertulis di blog ini juga tentang mahalnya sebuah akidah yang juga berbicara tentang keimanan. Pada saat ini akan ana coba mengetengahkan pandangan ana tentang tanaman iman dalam diri manusia setelah benih iman itu tumbuh kemudian tumbuh besar, berkembang dan akhirnya berbuah.

Iman pada tulisan ini saya analogikan seperti tumbuhan, apa bila benih iman tersebut telah mulai tumbuh maka keimanan itu bisa menjadi tumbuh besar atau bahkan mati tergantung yang merawat dan memelihara sang iman tersebut. Keimanan para sahabat di hidayahkan oleh Allah dengan perantara rosulnya secara langsung maka hasilnya akan lebih subur dan lebih murni ketimbang keimanan orang-orang mutaakhirin.

Abu bakar yang paling sering menemani Rosulullah memiliki keimanan yang lebih bagus dan besar ketimbang sahabat lainnya sampai rosul pernah memuji jika keimanan para sahabat itu di kumpulkan dan di timbang dengan keimanan abu bakar, niscaya iman abu bakar lebih berat. pujian ini pernah saya baca di sebuah situ tapi maaf hadis dan riwayatnya saya lupa, insya Allah jika ketemu akan saya tambahkan, kisah itu tentang pemilihan kholifah pertama setelah nabi meninggal.

Pohon setelah tumbuh besar akan memiliki batang yang kuat kemudian daun yang rindang dan akhirnya berbuah, buahnya pun akan manis ketikan buah itu masak dan dari buah itu nanti akan melahirkan bibit baru yang unggul yang akan tumbuh bila di tanam di tempat lain. Analogi ini persis dengan proses iman dalam diri manusia yang benihnya tertanam dalam hati kemudian diucapkan dalam perkataan, di apresiasikan dalam perbuatan dan kemudian di sebarkan dan di dakwahkan kepada setiap tempat yang belum tumbuh benih iman tersebut.

Bila telah tumbuh iman pada diri seseorang maka seorang yang telah subur memiliki air yang melimpah, maka layaknyalah memberikan siraman kepada sekitarnya yang kekurangna iman, hal itu bukanlah suatu kesengajaan dari masing-masing tapi akan terjadi secara alamiah, karna kodrat tumbuhan yang kekurangan iman akan bertanya atau minta siram kepada yang lebih dan yang berlebihpun tidak akan tinggal diam melihat kekurangan sekitarnya demikian disebut dalam islam sebagai tawasow bil hak watawasow bishobri.

Iman tanpa adanya perbuatan yang sesuai dengan keimanan tersebut ibaratnya seperti pohon yang tidak punya cabang daun apalagi bunga dan buah, dia seperti sebuah tunggak atau tungkul kayu yang telah di potong, kalupun hidup akan segera mati bila tidak terslamatkan, bila terslamatkan dia akan bersemi kembali dan akan kemali rimbun. Dan perbuatan yang indah akhlak yang baik tetapi tidak di dasari dengan iman maka dia seperti ranting dan daun beserta buahnya yang tidak ada pangkalnya tidak ada akar dan batang yang pasti akan mati layu buahnya pun akan busuk, daunya akan berguguran dan semua akan bercerai berai.

Analogai diatas tidaklah banyak memberi wakil tentang makna dan eksistensi iman itu sendiri atau bahkan banyak mengandung ketidak sesuaian, terdapat beribu analogi yang mampu mewakili, itu hanyalah analogi dari seorang hamba yang masih berusaha menyemai imannya yang mudah-mudahan semaian iman itu mampu tumbuh dan berkembang karna kapasitas akalnya yang masih sekedar mampu menyemai keimanan dengan analogi yang sangat sederhana diatas. wallahua'lam bishowab.

No comments: