Saturday, August 8, 2009

Keberanian Salafy dan Salafussholih

Keberanian Salafy dan Salafussholih


Apa bila kita menoleh kepada sejarah islam masa lalu, maka akan kita dapatkan betapa beraninya para sahabat rasulullah radhiallahu anhum dalam menegakkan kebenaran dan membela Rasulullah SAW.

 

Tertera dalam satu kisah, seorang jagoan dari quraisy yang bertubuh besar bernama Amru, pedangnya sangat panjang hampir dua meter atau bahkan lebih, maka bisa dibayangkan besarnya orang tersebut, orang tersebut menantang Baginda Rasulullah SAW atau siapa saja yg menjadi utusan Rasul, baginda Ali KW mendampingi Rasulullah SAW dan menawarkan diri "Biarkan saya melayaninya wahai Rasulullah" Rasul enggan mengizinkan Ali, karna rasulullah tahu siapa Amru tersebut.

 

Kemudian Amru masih terus menantang dan mengolok-olok Rasulullah dan para pengikutnya dan menantang untuk bertarung siapa saja yang berani syahid, dan dengan tegas baginda Ali kembali menawarkan diri "Biarkan saya melawannya wahai Rasulullah" Rasul bersabda " dia adalah Amru" (maksudnya jagoan yang tidak terkalahkan pada masa itu), baginda Ali menjawab "Walaupun Amru sekalipun saya akan melawannya", kemudian Rasulullah mengizinkan baginda Ali dan memberikan baju besi Rasulullah serta pedang Zulfikar Rasulullah kepada baginda Ali seraya berdoa kepada Allah agar bahwa baginda Ali adalah satu-satunya saudara dan dzuriyah rasulullah SAW agar Allah tidak menjadikan Rasulullah sendiri tanpa saudara dan sanak saudara.

 

Dengan keberaniannya baginda Ali seolah menghadapi anak kecil dalam menghadapi Amru, dalam sekejab Amru bisa dikalahkan oleh baginda Ali seraya baginda Ali menuturkan setelah pertarungan tersebut "setelah memakai baju besi dan pedang dari Rasulullah perasaan berani saya benar2 meningkat, kalau tohpun sekumpulan orang yang saya lawan, maka aku akan berani melawannya"

 

Demikian keberania para salafuna sholih dalam membela Agama Allah dan membela Rasulullah SAW, baginda Ali bertekat, walaupun beliau tidak tahu akan mendapatkan keberanian sebelumnya, bahkan musuh yg begitu tangguh dalam perkiraan sebelumnya tapi beliau tidaklah gentar menghadapinya.

 

Lain dengan kelompok yang mengaku salafy pada zaman sekarang, mereka juga memiliki sifat keberanian, namun keberaniannya tersebut sungguh disayangkan, mereka sangat berani mengkafirkan para saudara islam yang mengucapkan syahadat, terdapat riwayat sahabat yg membunuh orang kafir pada suatu perang yang mengucapkan La ilahaillallah, yg menurutnya main-main, berikut riwayatnya :

 

Hadis riwayat Usamah bin Zaid ra., ia berkata:

Rasulullah saw. mengirim kami dalam suatu pasukan. Kami sampai di Huruqat, suatu tempat di daerah Juhainah di pagi hari. Lalu aku menjumpai seorang kafir. Dia mengucapkan: Laa ilaaha illallah, tetapi aku tetap menikamnya. Ternyata kejadian itu membekas dalam jiwaku, maka aku menuturkannya kepada Nabi saw. Rasulullah saw. bertanya: Apakah ia mengucapkan: Laa ilaaha illallah dan engkau tetap membunuhnya? Aku menjawab: Wahai Rasulullah, ia mengucapkan itu hanya karena takut pedang. Rasulullah saw. bersabda: Apakah engkau sudah membelah dadanya sehingga engkau tahu apakah hatinya berucap demikian atau tidak? Beliau terus mengulangi perkataan itu kepadaku, hingga aku berkhayal kalau saja aku baru masuk Islam pada hari itu. Saad berkata: Demi Allah, aku tidak membunuh seorang muslim, hingga dibunuh Dzul Buthain, Usamah. Seseorang berkata: Bukankah Allah telah berfirman:  Dan perangilah mereka, agar tidak ada fitnah dan agar agama itu semata-mata untuk Allah.  Saad berkata: Kami telah berperang, agar tidak ada fitnah. Sedangkan engkau dan pengikut-pengikutmu ingin berperang, agar timbul fitnah   (Sahih Muslim)

 

Begitulah penyesalan sahabat yang telah membunuh orang kafir yang mengucap lha ilaha illallah, bahkan dia merasa seolah dia baru saja masuk islam, seakan segala perjuangannya serta apa yg dilakukan sirna dia rasa dengan kesalahan tersebut, dan dia memulai dengan lembaran islam baru yg dia hati-hati dalam menitinya.

 

Namun perhatikan salafy akhir zaman yang begitu gampang menuduh kafir terhadap orang yang mengucap La ilahaillallah, bahkan pada saat berdirinya kerajaan Saudi yang didekengi oleh Muhammad bin abdul wahhab, menghalalkan darah kaum muslimin muslimat dengan alasan membrantas kesyirikan dan kekafiran, padahal yg dituduh bersyahadat, jika mengikuti sabda Rasulullah SAW, " Apakah engkau (mereka para wahabi/salafy) sudah membelah dadanya sehingga engkau tahu apakah hatinya berucap demikian atau tidak? Namun mengapa mereka "berani" sekali mengecap kafir syirik kepada pengucap La ilahaillallah?

--
Your Best Regard
www.rindurosul.wordpress.com
http://www.rumahvendi.phpnet.us

No comments: