Thursday, July 9, 2009

Cahaya

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. An-Nuur: 35)

Dalam ayat di atas, dapat kita fahami bahwa adanya pengertian dzahir dan pengertian bathin, ada makna tersurat dan makna yang tersiarat, didalam ayat nya disebut Allahu Nuur yang secara dzahirnya artinya Adalah Allah adalah Cahaya, namun para ahli tafsir menafsirkan yang dimaksud adalah Allah memberikan Cahaya, Cahaya Allah juga ada lahir dan bathin, Cayaha Allah yang lahir dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Allah menerangi alama semesta bumi tempat kita tinggal, dengan Cahaya Matahari dan rembulan, sedangkan chaya bathin yang diberikan Allah kepada orang yang dikehendaki yaitu Cahaya Hidayah Allah.

Permisalan ini juga mengandung pelajaran yang mendalam dalam kehidupan kita didunia ini, jika cahaya dzahir, matahari dan rembulan bisa dirasakan oleh setiap orang baik yang beriman maupun tidak beriman, maka cahaya yang khusus, cahaya hidayah tidak demikian, hanya orang yang dikehendaki mendapatkan cahaya Allah sajalah yang bisa merasakan terangnya cahaya Allah. Jika dimalam hari atau kita dlm sebuah ruangan lebar yang tidak ada cahaya, atau kita buta, dan cahaya dzahir yang begitu terang tidak bisa menunjukkan apa-apa dihadapan kita, tak bisa melihat jalan, tak melihat cantiknya pemandangan, atau gantengnya seorang pangeran, indahnya alam semesta dll, maka demikian pula tatkala seseorang tidak mendapatkan cahaya bathin, maka seseorang tersebut tidak akan bisa melihat indahnya alam bathin.

Sebagaimana keindahan alam dzahir, maka sesungguhnya bagi orang yang mendapatkan cahaya hidayah, mereka akan mampu menikmati keindahan bathin, dan tidak tertarik apapun akan keindahan dzahir bila keindahan bathinnya tidak terdapat padanya, keindahan bathin ini begitu indahnya sehingga orang yang telah mampu melihatnya akan membuat dirinya begitu indah menikmati hidup, begitu bahagia dengan segala keadaannya, setiap hari penuh gairah penuh cinta dan penuh keceriaan. Tiada kesedihan dalam dirinya, inilah ciri orang yang telah melihat keindahan bathin, yang hari-harinya diselimuti dengan kebahagiaan, hidup dengan senyum optimis dan positif thinking. (khusnudhon/berfikir baik).

Maka jika kita belum merasakan dan belum ada ciri dari sebagaimana ciri orang yang mendapatkan cahaya Allah, hendaknya kita berusaha untuk menggapainya, dengan sering menghayati ayat Allah, mengingat Allah didalam segala suasana, membersihkan segala penyakit bathin yang sedang kita derita dan terus berlatih untuk menghidupkan semangat beribadah dan melawan nafsu keinginan yang ditimbulkan dari syaithon, intinya sama dengan konsep takwa, yaitu mengerjakan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganNYA, kemudian berusaha dekat kepada Allah dan agar dicintai Allah dengan amalan-amalan sunnah.

Dari Abu Hurairahradhiyallahu `anhu, ia berkata: Rasulullah shalallahu`alayhi wasallam bersabda: "Barangsiapa memusuhi waliku sungguh kuumumkan perang kepadanya, tiadalah hamba Ku mendekat kepada Ku dengan hal hal yg fardhu, dan Hamba Ku terus mendekat kepada Ku dengan hal hal yg sunnah baginya hingga Aku mencintainya, bila Aku mencintainya maka aku menjadi telinganya yg ia gunakan untuk mendengar, dan menjadi matanya yg ia gunakan untuk melihat, dan menjadi tangannya yg ia gunakan untuk memerangi, dan kakinya yg ia gunakan untuk melangkah, bila ia meminta pada Ku niscaya kuberi permintaannya...." (shahih Bukhari hadits no.6137)

Wallahu a'lamu bishowab.
--
Your Best Regard
www.rindurosul.wordpress.com
http://www.rumahvendi.phpnet.us

No comments: