Sunday, July 26, 2009

Mengapa saya tak mau menerima Salafy/wahabi atau sejenisnya.

Sepertinya merupakan keperluan bagi saya untuk menjelaskan semampu saya akan sikap tidak menerima saya terhadap faham atau idiologi wahabi yang mengaku salafy atau yg mengaku dengan nama lain yg sejenisnya.

1. Mereka beraqidah mujassimah, yang menetapkan dan memaknai ayat mutasyabihat sesuai dzahir ayat, menolak ta'wil sehingga menganggap kafir bagi yang menta'wilnya. sebagaimana Albani yang mengomentari Imam bukhori yang menta'wil "wa yabqo wajhu robbika dzul jalali wal ikram" kalimat wajhu diartikan oleh Imam Bukhori sebagai "Dzat" kemudian Albani mengatakan "Tidak akan berkata seperti itu seorang muslim yang beriman". (lihat Fatwa albani 532) Lihat ajaran tajsim yang menyusun dalil untuk menerangkan bentuk Allah disini dan lihat tuduhan yg dilontarkan mereka disini.

2. Mereka mengagungkan ulama' salafussholih dalam satu hal, kemudian mengkaji dan mengakui ulama-ulama tersebut beserta kitabnya sebagai hujjah ahlussunnah wal jama'ah, akan tetapi menololak sebagian yang lain ditambah menganggap sesat bagi siapa saja yang beramal dengan pendapat yang mereka tolak.
Contoh : Mereka mengakui Ibnu Hajar Al-atsqolani dg kitabnya fathul baari. Beliau dan kitabnya adalah ahlussunnah akan tetapi mereka menganggap orang sesat, bid'ah, kafir atau musyrik bagi orang yang bertawassul dengan orang yang telah Meninggal termasuk bertawassul pada Nabi Muhammad SAW, padahal dalam fathul bari terdapat hadits tawassul dengan orang yang telah meninggal dengan komentar Ibnu hajar Shohihul isnad. Seharusnya jika mereka menganggap sesat orang yang tawassul dg orang yang telah meninggal yang terlebih dahulu mereka ingkari adalah Ibnu hajar yang telah mencantumkan hadits tersebut dan memberi komentar Sanadnya shohih yang berarti bisa beramal dengan hadits tersebut. (lihat fathul baari) hadits yang sama diriwayatkan pula oleh Ibnu katsir dengan komentar yg sama (lihat)

Hal senada juga berada dalam kitab majmu zawaid abi bakar al-haitami, beliau menulis hadits lain tentang tawassul dengan orang yg telah meninggal dan memberi komentar hadits shohih (lihat), abi bakar al-haitami dan bukunya dirujuk dan diakui ahlussunnah kata mereka, sementara orang sekarang yang beramal dengan itu di bid'ahkan dianggap sesat, kafir, syirik dll. lihat hadits itu...

Contoh lain : Mereka mengakui kefakihan dan keilmuan Imam as-syafi'ie, kemudian mereka menggolongkan pula pada Mujtahid mutlak, ahlussunnah wal jama'ah serta salafussholih, namun mereka menganggap sesat orang-orang sufi, sementara orang sufi juga mengikuti imam syafi'ie yang menasehati "Jadilah seorang Faqih dan seorang yang Sufi jangan jadi salah satunya, maka sesungguhnya aku dan Hak (kebenaran) Allah menasihati" (Lihat Diwani Syafi'ie). kenapa mereka menganggap sesat kaum sufi, sementara imam syafi'ie sendiri menganjurkan mereka tidak sesatkan?

3. Mereka banyak mengkritik pendapat para ulama, dan mengingkari madzhab mendakwah "tidak usah bermadzhab, para imam madzhab tidak mengajurkan untuk diikuti", namun kenyataan para salafussholih banyak yang membela madzhab yang mereka anut dan ikuti, hal itu mereka tentang, dengan fatwa "Madzhab adalah memperpecah ummat" tapi disisi lain mereka terkesan memaksakan pada pengikutnya untuk beribadah sesuai pendapat mereka seraya mengkritik bahkan membid'ahkan yang tidak sesuai dengan mereka yaitu para pengikut madzhab lain.
Contoh :1. Telah didapati dikalangan ulama' khilafiyah masalah Qunut, diantara mereka saling toleran satu sama lain, namun tidak ada yg membid'ahkannya, mengapa mereka membid'ahkan qunut subuh?, 2. Telah disepakati oleh ijma' ulama bahwa mengirimkan pahala bacaan qur'an dzikir atau shodakoh atau ibadah lain kepada mayit yang telah meninggal adalah sampai, namun mereka menentang dan mengatakan amalan sia-sia  dsb.

4. Masalah maulid nabi, mereka menghukumi siapapun yang merayakan maulid Nabi Muhammad SAW adalah ahlul bid'ah, para ahli bid'ah yang sesat dan tempatnya di Neraka, berbagai dalil dan para ulama' membolehkan sebagai hasil ijtihadnya, mereka tidak peduli, Ibnu hajar, Imam Nawawi Imam syuyuti yang mereka akui ahlussunnah pun membolehkan Maulid Nabi, tapi mereka tidak sebut mereka ahlul bid'ah tetap mengikuti dan berhujjah dg kitab mereka, malah para pelaku di akhir zaman mereka serang dan sebut ahlul bid'ah. Padahal mereka juga mengakui ijtihad qiyamullail pada sepuluh terahir pada bulan ramadhan yg disaudi dilakukan secara berjama'ah berkesinambungan layaknya tarawih, sementara tarawih juga sudah dilakukan ba'da isya', hal itu memang baik dan boleh mengapa hal yang lain tidak boleh dilakukan, maulid nabi bid'ah dengan satu alasan saja "Rasulullah tidak menyuruh, sahabat tidak melaksanakan" padahal sholat qiyamullail dengan cara saudi sekarang juga sama.


Yang saya tidak bisa terima dari mereka adalah idiologinya yang berakidah tajsim, serta cara mereka berdakwah dengan menghukumi selain dari mereka kafir, syirik, bid'ah, sesat dan sejenisnya. Jadi esensi ajaran mereka yang memang menyelisih, mereka mungkin berjenggot panjang, menutup aurat, menjaga pandangan dan hubungan dg lawan jenis, hafal al-qur'an dan terlihat alim ahli ibadah, namun esensi asli ajarannya tetap, dasar ajarannya adalah menyelisihi ulama', sebagaimana khawarij disebutkan oleh rasulullah bahwa qoum khawarij itu jika dibanding dengan para sahabat, maka ibadah para sahabat tidak ada apa-apanya, akan merasa minder jika dibandingkan, Saya tidak mengatakan mereka khawarij, akan tetapi saya mengambil dirayat dari sabda nabi SAW, bahwa kita tidak bisa melihat ke shohihan suatu qoum hanya dengan nilai-nilai ibadahnya dan penampilannya saja, namun esensi ajarannyalah yg kita lihat.

Dengan alasan mensucikan akidah, membersihkan syari'at dari kesesatan, namun disisi lain mereka mencela para ulama, menganggap kafir, sesat, musyrik, ahli bid'ah, ahlul hawa dll. Apakah hati yang bersih, ahlak yang mulya akan mengeluarkan kata2 itu pada orang yang telah bersyahadat dan mengikuti pendapat ulama' mu'tabar, kitab salafussholih yang mereka(salafy) juga akui keafsahannya sebagai ahlussunnah waljama'ah?

Sungguh sebesar besar kejahatan muslimin adalah yg bertanya tentang sesuatu yg tidak diharamkan, menjadi diharamkannya hal itu sebab pertanyaannya" (Shahih Bukhari)

Semoga salafy/wahaby dan sejenisnya bisa mengambil hikmah dan intropeksi diri sehingga dapat menghindari ciri khawarij yang gampang mengkafirkan, menganggap sesat kaum muslimin lain yang tidak sependapat dengan mereka.

Hadits ciri Khawarij  diantaranya:

Diriwayatkan daripada Ali r.a katanya: Aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Pada akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akalnya. Mereka berkata-kata seolah-olah mereka adalah manusia yang terbaik. Mereka membaca al-Quran tetapi tidak melepasi kerongkong mereka. Mereka keluar dari agama sebagaimana anak panah menembusi binatang buruan. Apabila kamu bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka kerana sesungguhnya, membunuh mereka ada pahalanya di sisi Allah pada Hari Kiamat. [HR. Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Daud]

Diriwayatkan daripada Abu Said al-Khudri r.a katanya: Ali yang menjadi utusan di Yaman, mengirimkan emas yang belum diproses kepada Rasulullah s.a.w lalu baginda membahagikannya kepada empat atau beberapa orang iaitu al-Aqra' bin Haabis, Uyainah bin Badr al-Fazari, Alqamah bin Ulasah al-Amiri, kemudian kepada seorang dari Bani Kilab iaitu Zaid al-Khair At-Tha'ie, juga kepada seorang dari Bani Nabhan. Orang-orang Quraisy marah dan berkata: Engkau memberikannya kepada pemimpin-pemimpin Najd, tetapi meninggalkan kami iaitu tidak memberikannya kepada kami? Rasulullah s.a.w bersabda: Aku lakukannya untuk memujuk hati mereka. Setelah itu datang seorang lelaki yang berjanggut tebal dan menonjol rahangnya. Manakala kedua matanya cengkung dan dahinya pula menonjol keluar. Kepalanya juga botak iaitu kesan cukur. Dia berkata: Takutilah Allah, wahai Muhammad! Rasulullah s.a.w bersabda: Siapa lagi yang lebih taat kepada Allah kiranya aku menderhakaiNya? Tidakkah Dia mempercayaiku atas penduduk bumi, sedangkan engkau tidak mempercayaiku? Lalu lelaki itu beredar. Seorang di antara orang ramai meminta izin untuk membunuh lelaki tersebut. Tetapi Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya di antara kaumku ini, ada orang-orang yang membaca al-Quran tetapi tidak melepasi kerongkong mereka iaitu tidak mengambil faedah dari apa yang mereka baca bahkan mereka hanya sekadar membacanya sahaja. Mereka mampu membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala hidup. Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah menembusi binatang buruan. Jika sekiranya aku menemui mereka, pasti aku bunuh mereka seperti terbunuhnya kaum Aad. [HR. Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad, Malik] 

Wallahu a'lam bishowab.
--
Your Best Regard
www.rindurosul.wordpress.com
http://www.rumahvendi.phpnet.us

No comments: