Friday, July 24, 2009

Melihat Tarekat secara porposional.

Tarekat hukumnya Sesat, demikian pendapat orang wahabi yang menamakan diri salafy, mereka mengemukakan kesesatan-kesesatan tarekat, diantara tuduhan yang dilontarkan seorang ustadz salafy dalam pengajian Jaliat di Saudi Arabia yaitu:

Para guru atau syeh pemimpin tarekat meninggalkan syari'at, mereka mengambil qias dari nabi hidir yang menyelisihi syari'at nabi Musa, maka kita juga boleh menyelisihi syari'at nabi Muhammad SAW, oleh sebab itu para guru tarekat menyuruh murid-muridnya sholat di masjid, sementara sang guru tidak sholat. demikian tuduhan orang salafy tersebut. Benarkah tuduhan ini??

Kamungkinan pertama :
Kalau toh pun ada seorang guru yang terlihat tidak sholat, ada pengakuan sebagian dari mereka bahwa sang guru sholat di makkah, hal ini juga sulit dipercaya, namun jikalau benar bahwa sang guru sholat di makkah bisa dalam sekejab ke makkah dan sekejab lagi ke indonesia yang merupakan kemampuan yg diberikan Allah kepada orang tersebut sebagai mana seorang alim yang memindahkan kerajaan ratu balqis dalam sekejab mata dengan izin Allah, maka hal itu juga bisa terjadi. Daripada kita lebih kotor karna menuduh orang tidak mengerjakan shalat, tidakkah lebih baik kita husnudhon?

Kemungkinan kedua :
Mungkin benar orang tersebut memang tidak sholat, sebagaimana yang diceritakan ustadz salafy, bahwa orang itu tidak shalat karna telah mencapai ma'rifat, jadi tidak perlu syari'at, misalnya orang kaya sudah tidak perlu bekerja, karna tanpa kerja pun asetnya telah mengalir dan uangny cukup melimpah. akan tetapi benarkah semua ajaran tarikat seperti itu? benarkah secara ikrar secara terang-terangan mereka (tarekat) melegitimasi pemahaman ini sebagai ajaran tarekat? jika tidak berarti itu tak lebih hanya oknum yang memperburuk citra tarekat, dan tidak bisa di pukul rata bahwa seluruh tarekat adalah sesat bukan, sebagaimana orang islam pun banyak yang tidak sholat, bukan berarti islamnya atau ajaran islamnya yg salah, akan tetapi oknum orang islam itulah yg memang sesat, sebagaimana islam liberal.

Orang salafy juga menuduh bahwa tarekat adalah jalan baru, jalan pintas untuk mencapai syurga, mencapai keridhoan Allah, tidak mengikuti syari'at Rasulullah dan membuat syariat sendiri dengan perbanyak dzikir dan meninggalkan syari'at, jika diteliti terdapat banyak sekali tarekat yang justru lebih baik ibadah dan lebih sesuai dengan al-qur'an dan sunnah dari pada yang menuduh, dzikir-dzikir yang dilafadzkan pun berlandas pada dalil-dalil yang kuat, sebagaimana pengakuan para pengikut tarekat alawiyin.

Bisa dibenarkan ketika ilmu tasawwuf dipelajari, sementara ilmu fiqih tidak atau kurang, maka akan berakibat buruk, demikian pula ketika ilmu fiqih dipelajari kemudian tanpa ilmu tasawwuf maka terjadi kurang hati-hati dalam menjaga hati, oleh sebab itu kedua ilmu ini harus seimbang dan sejalan, demikian pula nasehat imam as-syafi'ie rahimahullah, agar kita mempelajari kedua ilmu tersebut tidak hanya cukup salah satu saja (lihat kitab diwani syafi'ie)
--
Your Best Regard
www.rindurosul.wordpress.com
http://www.rumahvendi.phpnet.us

No comments: