Tuesday, January 27, 2009

"Dangkal ilmunya dan tidak faham agama"

Saudaraku yang kumulyakan, statemen "Dangkal ilmu dan pemahaman ini sering sekali kita temukan akhir-akhir ini diberbagai tulisan-tulisan para pencari ilmu, bahkan mereka yang sudah bergelar mufti pun mengeluarkan statemen yang begitu congkak ini, padahal tanda ketinggian ilmu adalah bertambah tawadhu'nya atau kerendahhati seseorang, karna jelas didalam Al-qur'an Allah berfirman secara jelas dan tidak berselisih tafsirnya dalam Sural Al-fathir ayat 28 "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya Adalah ulama'".


Bahkan dalam tafsir Qurthubi tercantum pendapat Mujahid bahwasanya seorang Faqih atau seorang ahli Fiqh atau orang faham tentang agama maka dialah yang lebih takut kepada Allah, iyanya memang demikan bahwasanya dari ke empat imam Ahlussunnah wal jama'ah mereka saling memulyakan pendapat yang lain walaupun imam tersebut mengungkapkan pendapatnya yang berbeda dengan alasan/dalil tersendiri, bahkan Imam syafi'ie sendiri mengeluarkan statemen ketawadhuan yang sungguh memukau "Jika kalian mendapati pendapatku tidak benar, maka lemparkan pendapatku itu ke tembok" Begitu pula dengan Imam-imam yang lain, ada yang mengatakan:"pendapatku benar, mungkin mengandung kesalahan. Pendapat orang lain salah, mungkin mengandungi kebenaran? Juga ada yang berkata:"Jika kalian temui hadits shahih, maka itulah mazhabku?


Sungguh statemen para imam diatas tidak menjatuhkan sedikitpun kewibawaan keilmuan mereka justru mereka terangkat tinggi bagai bintang, mereka adalah benar-benar ulama' yang semakin pandai, semakin berilmu semakin takut kepada Allah, bukan melecehkan pendapat ulama' lain dengan mengatakan "Dangkal ilmunyalah, tak faham agamalah, sesat dan lebih-lebih musyriklah" dll.


Pernyataan dan tuduhan kepada orang lain atau kelompok lain dengan perkataan Dangkal ilmunya ini tidaklah patut dilontarkan kepada saudara seiman yang mengakui kebenaran dua kalimat syahadat, jika memang masih banyak dikalangan masyarakat yang kurang ilmunya maka mereka tidak mengeluarkan hukum atau fatwa sama sekali, hanya taklid atau mengikuti, sedangkan hukum mengikuti ulama adalah diperbolehkan bagi orang awam yang belum banyak tahu ilmunya, oleh sebab itu sebelum mengatakan "Dangkal ilmunya" kepada yang mau dituduh hendaknya telusuri dulu siapa yang berfatwa atau yang mengeluarkan pendapat sehingga diikut masyarakat tersebut, karna boleh jadi jika tidak tahu yang mengeluarkan siapa yang berfatwa pertama kali atau yang diikuti sesungguhnya yang mengatakan "Dangkal ilmunya" itulah yang sejatinya lebih dangkal ilmunya.


Perkataan Dangkal ilmunya dan pemahamannya ini sangat cocok dilontarkan kepada orang-orang non muslim atau kafir yang menantang jidal (berdebat) dengan orang islam, bahkan sampai-sampai Rosulullah diperintahkan untuk menawarkan bermubahalah dengan mereka yang tetap ngotot bahwa mereka adalah benar, tetapi statemen itu tidak pas dan tidak sepatutnya bagi yang beriman dg bersyahadat, karna sesiapa telah bersyahadat iyanya dia telah muslim dan Rahmat Allahlah bagi orang Muslim dan Mu'min dan tidak patut sesama muslim mengundang Adzab Allah (mubahalah) hanya masalah furu'.


Saudaraku yang saya mulyakan, terdapat pula hadits nabi SAW yang memberikan perhatian kepada kita agar berhati-hati dalam melakukan segala sesuatu termasuk mengeluarkan statemen, seraya beliau bersabada dari Abdullah bin mas'ud "Tidak akan masuk syurga siapa saja yang di hatinya terdapat seberat dzarroh (biji sawi) dari kesombingan.(HR.Muslim)


Ini mengisyaratkan kepada siapapun kepada kita agar berhati-hati dalam segala hal termasuk mengeluarkan kata merendahkan "Dangkal ilmunya" yang secara langsung atau tidaklangsung sang pembaca akan berasumsi bahwa yang mengeluarkan statemen tersebut adalah lebih tinggi ilmunya dibandingkan yang diremehkan dg Dangkal ilmunya. Bahkan pelajaran yang memukau lagi dari rosulullah yang dilempar oleh orang Quraisy sampai berdarah2, maka jibril menawarkan akan menimpahkan gunung pada yang menganiayanya tetapi Rosulullah dengan sabar bersabda "tidak usah sungguh mereka itu belum tahu, (belum diberikan hidayah)" ini adalah tanda kasih sayang seorang Rosul kepada mereka yang belum mengerti, Rosulullah tidak mencela mereka bukan?.walaupun nyata2 mereka adalah masih kafir.


Wallahu a'lamu bishowab

No comments: