Saturday, January 17, 2009

Tafsir Dan tidak beriman kepada Allah dari kebanyakan mereka kecuali mereka musyrik

وما يؤمن اكثرهم بالله إلا وهم مشركون( يوسف 106

 

Ayat diatas(QS.Yusuf 106) ini sering sekali dijadikan dalil oleh segolongan orang untuk menuduh saudaranya yang muslim sebagai orang yang musyrik, padahal antar musyrik dan iman sangat berbeda jauh, antara islam dan musyrik pun juga sangat berbeda jauh. Orang musyrik itu haram masuk masjidil haram (lihat surat at-taubah 28) sementara orang muslim banyak pergi ke makkah, mengapa yg mengatakan musyrik pada orang islam itu tidak melarang masuk masjidil haram, dan yg kafir terang2 dilarang. Sungguh keji tuduhan mereka terhadap saudaranya yg beriman.

 

Tidakkah berhati2 menuduh saudaranya yang bersyahadat, yang sholat puasa zakat bahwa mereka adalah musyrik, dikaranakan bertawasul, dikarenakan bermaulid nabi, dikarenakan ziarah kubur, dikarenakan hal furu' lain yg telah bertahun-tahun dibahas dari ulama' dahulu sampai sekarang.

 

Mereka berkata bahwa muslim sekarang itu seperti kaum musyrikin jahiliyah sewaktu rosulullah diutus untuk menegakkan ajaran islam, melenyapkan kemusyrikan yang ada pada saat itu, karna masyarakat waktu itu beriman kepada Allah juga dan mereka tapi masih menyembah berhala dan percaya dg yang lain, apakah benar sama demikian???

 

Kemudian mereka pun berbicara bahwasanya kebanyakan orang muslim sekarang adalah telah syirik, dan sedikit yg tidak. benarkah? Apakah prosentase orang muslim dengan yg benar2 syirik itu banyak yg syirik? Padahal mereka sudah bersyahadat sholat puasa zakat dan bahkan haji? Jika prosentase itu adalah manusia maka hal itu benar karna penduduk dunia islam adalah agama kedua, artinya diluar islam lebih banyak, dengan agama terbesar didunia yaitu Kristen saja islam telah kalah apalagi ditambah musyrikin diluar Kristen dan Islam konhucu, hindu budha dll, tetapi prosentase dlm tuhub islam benarkah? bagaimana dengan sabda rosul yg mengatakan bahwa umat rosul itu akan keluar dari jahannam dan masuk surga sampai tidak tersisa bahkan yg berdosa besar yg mati masih meyakini kalimat la ilahaillallah Muhammad arrasulullah, dan ada kebaikannya.

 

Pernyataan syahadat itu berat sekali maknanya, kalimat itu ikrar ketuhanan tiada tuhan selain allah, benarkah muslim yg dituduh musyrik itu mengakui tuhan lain selain Allah? Kalau iya, batal memang syahadatnya, tetapi kalau ternyata tidak dan karna kebodohan terjebak dalam keyakinan tahayul, maka yg menuduh musyrik sungguh patut berhati-hati, karna kesyirikan itu ikrar keyakinan. Alangkah baik jika kita bertanya pada orang yg akan dituduh musyrik, benarkah mereka yakin dan menyembah tuhan selain Allah atau menganggap ada sekutu bagi Allah? Bukankah yang tahu keyakinan di hati ini hanya Allah dan orang itu sendiri.

 

Dikalangan para peziarah kubur ada yg jahil, walaupun ziarah itu dianjurkan oleh rosulullah, ada pula yg tidak mengetahui ilmunya sehingga saat ziarah kubur berkeyakinan bahwa dengan ziarah itulah dia dapat kemudahan karna orang yg diziarahi itu memberikannya misal, bahwa makna tawasul adalah meminta pada rosul dan rosul yg mengabulkannya kemudian rosulullah yg bisa melancarkan urusannya bukan dari Allah, itu kesalahan pemahaman, sama dengan ketika kita berobat kalau kita yakin bahwa kita sembuh karna diobati dokter dan bukan kesembuhan yg datang dari Allah melalui dokter maka sesungguhnya sama dengan peziarah yg salah presepsi itu dan yg tawasul tadi diatas, dan juga ada yg niat haji bukan karena Allah, rekreasi misalnya atau Ada orang yg minta doa yg berdoa adalah syeh arab (dirukyah) kemudian terijabah, lalu yakin bahwa syeh itu yg hebat, yakin bahw syeh lah yg memberi manfaat dan mudhorot dan berterimakasih pada syeh sangat melebihi syukur kepada Allah, itu juga sudah terjatuh dlm syirik kan.

 

Bahkan ketika kita beramal, kemudian amalan itu karna ria' (pamer) karna ada si a b, atau pengen dipuji biar dibilang baik, atau karna ingin jabatan, caleg biar banyak yg pilih atau karna ingin keuntungan biar dibaikin kembali. Bukan lillahitaala baik yg dibaiki akan kembali membaiki atau tidak maka ikhlas, bahkan dibalas cacian pun tidak menggrutu, tidak mengungkit amalan kebaikannya. Amalan yg karna Allah ikhlas, yg karna sesuatu hal maka itu tergolong syirk kecil. Sebagai mana keterangan yg akan datang dari hadits rosulullah dan firman Allah hadits qudtsi.

 

Coba kita lihat tafsir dari ayat tersebut:

  1. Di tafsir jalalain keteranagan "mereka itu beriman kepada Pencipta dan yg Maha memberi rizki, tetapi mereka meyakini bahwa Allah memiliki sekutu, yaitu para sesembahan mereka karena dalam lafal talbiyah di ka'bah mereka mengucapkan : : لبيك لا شريك لك، إلا شريكا هو لك

 

Dari keterangan tafsir jalalain tersebut apakah benar orang muslim sekarang sama dengan musyrik zaman dulu? Orang zaman dahulu tidak mau secara terang2an merubah lafal talbiyah tersebut, itu berdasar keyakinan mereka yg meyakini ada tuhan sekutu bagi Allah dan talbiyah tersebut ikrar keyakinan mereka.

 

  1. dalam tafsir ibnu katsir terdapat nukilan imam hasan al-basryri maksud ayat tersebut adalah "orang munafik yg beramal dengan amalan riya' maka mereka syirik dengan amalannya beliau berdasar pada hadits nabi

عن أبي هريرة رضي اللّه عنه قال، قال رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم}، عن أبي هريرة رضي اللّه عنه قال، قال رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم: (يقول اللّه أنا أغنى الشركاء عن الشرك، من عمل عملاً اشرك فيه معي غيري تركته وشركه) ""أخرجه مسلم

Rosulullah bersabda "Allah berfirman 'Aku adalah sekutu yg paling kaya dari pada sekutu, dan barang siapa yang beramal dengan amalan yg menyekutukanku dengannya (beramal tidak karna Allah) maka Aku meninggalkannya beserta yang disekutuinya"

Dalam riwayat lain dari sa'id diterangkan pula bahwa pada hari akhir nanti barang siapa yang beramal bukan karena Allah maka orang tersebut tidak berhak mendapat pahala dari Allah, dan nabi SAW juga takut akan jatuhnya syirik kecil menimpa pada diri umat beliau, kemudian beliau ditanya apakah syirik kecil itu? Beliau menjawab "Riya'" atau pamer, karna Allah SWT berfirman di hari akhirat nanti, manusia disuruh pergi kepada sesuatu yg di riya'inya dlm beramal, dan apakah yg diriyai itu memberikan pahala?

  1. dan dalam tafsir kurthubi ayat ini turun pada sebuah qoum yg mereka mengikrarkan bawha Allahlah penciptanya dan pencipta segala sesuatu, tetapi mereka menyembah berhala, demikian kebanyakan perkataan mufassir (ahli tafsir) seperti al-hasan, mujahid, amir sya'bi dll. Ikrimah berkata bahwa mereka mensifati Allah dengan sifat selain yg semestinya sifat Allah, kemudian menjadikan tandingan atau yg semisal deng Allah, hasan berpendapat bahwa mereka itu para ahli kitab (orang yahudi nasrani) bersama mereka itu syirik dan iman, iman kepada Allah tetapi kafir terhadap nabi Muhammad SAW, maka tidak syah iman mereka ini diceritakan ibnu anbari. Mawardi berpendapat bahwa mereka banyak yg beriman dilisannya saja tetapi inkar dihatinya, kemudian diterangkan pula sebab syirik dimisalkan anjing penjaga rumah yg diyakini bisa menjaga rumah, kalau tidak karna anjing rumah maka niscaya telah masuk kerumah pencuri.

 

Ini seperti yg diterangkan diatas bahwa keyakinan syirik bahwa sebab keselamatan kesembuhan,kebaikan yg dinisbatkan kepada selain Allah adalah syirik dalam tafsir kurtubi, jadi sekali lagi ini adalah fenomena keyakinan masyarakat bukan hanya keyakinan para peziarah kubur tetapi juga para politikus, para pejabat, para orang kaya, para ulama boleh jadi dan banyak lagi orang banyak. Tetapi ingat ini adalah fenomena keyakinan yg semestinya diluruskan, bukan ziarah kuburnya yg dilarang tapi keyakinannya yg diluruskan, bukan politiknya yg mutlak haram tapi caranya, bukan berobat kedokternya yg haram tetapi keyakinan ketika sembuhnya yg diluruskan bukan pula memiliki satpam yg haram tetapi tawakalnya dan keyakinannya  kepada Allah yg diperkuat dll.

 

Dalam hadits Bukhori no 7499 versi web al-eman.com

…..‏"‏‏.‏ قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ‏.‏ وَكَانَ فِي قَلْبِهِ مِنَ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ شَعِيرَةً، ثُمَّ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ‏.‏ وَكَانَ فِي قَلْبِهِ مِنَ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ بُرَّةً، ثُمَّ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ‏.‏ وَكَانَ فِي قَلْبِهِ مَا يَزِنُ مِنَ الْخَيْرِ ذَرَّةً ‏"‏‏.‏بخاري

Nabi SAW bersabda "akan keluar dari neraka siapa saja yg mengucapkan La ilahaillallah (Tiada Tuhan Selain Allah) dan dan dihatinya memiliki kebaikan seberat rite, kemudian akan keluar dari neraka siapa saja yg mengucap la ila haillallah dan di hatinya ada kebaikan seberat burroh, kemudian akan keluar dari neraka siapa saja yg mengucap la ila haillallah dan dihatinya terdapat kebaikan seberat biji sawi.

NB:rite (ukuran dalam timbangan) Burroh: (sejumlah ukuran dalam timbangan (libra)

hendaknya berhati hati menuduh syirik kepada orang lain sungguh begitu mengerikan hukuman bagi orang musyrik itu, mereka dilarang menikah dg orang muslim, mereka terputus hubungan nasab dg orantua atau anaknya dll, perlu pembahasan serius dalam hal menentukan orang syirik, kitab showa ikul ilahiyah menegur Muhammad bin abdul wahhab yg gegabah menganggap syirik saudaranya yg muslim. kitab itu dikarang sulaiman bin abdul wahhab bisa anda download di:

www.downloadtausiah.blogspot.com  nama buku Showaikul ilahiyah (cemeti ilahi)


wallahu a'lamu bishowab

by : Komarudin Evendi


No comments: