Wednesday, June 17, 2009

Lisanmu adalah pedangmu

Belajarlah dari pedang wahai kawan, tatkala kita dalam pertempuran, maka peran pedang sangatlah penting untuk mempertahankan diri dari musuh yang menyerang. Pedang yang tajam akan mampu menebas lawan dengan mudah, karna kelihaian kita memainkan pedang dan ketajaman pedang kita yang kokoh maka akan disegani lawan maupun kawan, namun demikian pula tatkala begitu banyak lawan melihat pedang kita ternyata tumpul, maka lawan yang kecil pun tak takut terhadap kita, atau mungkin tajam tetapi kita tak mampu memainkankannya, maka kita akan ditertawakan kawan dan diremehkan lawan.

Demikian pula lisan saudaraku, lisan kita adalah pedang kita, sekali mengucap sesuatu harus kita laksanakan, sekali kita berjanji sekuat tenaga kita tepati, jika berkali-kali kita berbohong akan sesuatu maka tunggu hasilnya orang tidak akan percaya pada ucapan kita, jika berkali-kali orang melihat kita ingkar janji, maka orang tidak akan mendengar janji kita, bahkan perkataan kita bagaikan angina lalu yang tidak diambil bekasnya sama sekali, lebih-lebih terhina lagi andai orang disekeliling kita tidak lagi menghiraukan keberadaan kita, adanya sama dengan tiadanya kita. saat itulah anda sudah dikatakan mayat hidup.

Hidup adalah perjuangan demikian para ulama mengibaratkan, betapa tidak dalam hidup ini kita harus berusaha dan terus berusaha agar kita dan keluarga kita bisa bertahan hidup, jika kondisi aman, maka belum tentu kita makan, jika kita makan dan aman balum tentu kita bahagia, jika kita telah bahagia belum tentu kita terhormat dihadapan orang banyak, jika kita telah terhormat, belum tentu nanti diakhirat kita akan selamat demikian seterusnya, prioritas mana yang kita akan utamakan, jika anda memprioritaskan kesenangan dunia yang sesaat dan mengabaikan kebahagiaan hidup selainnya, maka sesungguhnya anda telah membohongi diri anda sendiri.

Baginda Salallahu alaihi wassalam mewanti-wanti kepada kita untuk terus istiqomah dan terus bersabar dalam kebenaran, dalam berbuat baik, dan komitmen dalam kejujuran, sampai bertemu beliau di telaga hauth, setiap kali menerangkan hal apapun kemudian dikaitkan dengan akhirat, maka terdapat sejumlah golongan yang tertawa, karna akhirat adalah hal yang abstrak tidak kelihatan dan tidak pasti, mengapa tidak melakukan hal yang pasti-pasti saja? orang yang rasional itu lebih baik telur sekarang daripada ayam besok hari..

Maka kami jawab : Khabar tentang akhirat adalah pasti dari Rabb yang sejati, dan meyakininya atau tidak meyakininya adalah tolak ukur dari iman, dikatakan yakin dengan hal yang bersifat akhirat yang abstrak apabila keyakinan itu membuahkan hasil dan berpengaruh pada tindakannya pada saat sekarang, itulah perbedaan antara orang yang mengimaninya dan tidak mengimaninya. "Hal yastawiyalladzina ya'lamuna wala ya'lamuun"
 -
Your Best Regard
www.rindurosul.wordpress.com
http://www.rumahvendi.phpnet.us

No comments: