Thursday, December 13, 2007

Sahabat sejati satu jiwa dalam dua badan

Semua orang pasti mempunyai sahabat atau teman, karna memang manusia tidak mampu hidup sendirian, sahabat dalam artian seorang teman yang menemani setiap kali kita bepergian atau duduk berdiam, teman yang menemani kita dalam suka maupun duka, teman yang menjadi penghibur kita, tempat kita sharing kala kita mempunyai permasalahan, curhat kala kita bahagia, mengeluh kala kita bersedih dan sebagainya.

Sahabat bisa lebih dekat ketimbang saudara kita sendiri, atau mungkin sahabat bisa menjadi keluarga kita, namun hubungan sahabat lebih dekat dan akrab dari pada persaudaraan, jika kita punya saudara yang sekaligus menjadi sahabat kita, maka persahabatan lah yang menjadi lebih akrab hubungannya, seperti rosulullah yang mempunyai mertua Abu Bakar atupun menantu Ali bin Abi Tholib, namun yang lebih akrab dan di kenal umatnya adalah hubungan persahabatan mereka, bukan pertalian darahnya.

Perkataan orang bijab bilang "True friend is one soul in two bodies" dalam artian bahwa apapun yang dirasakan oleh sahabat, kita pun merasakannya, kita tidak bisa senang sendiri atau merasa menderita tidak ada yang memperhatikan, hidup teralianase misalnya. Maka status sahabat ini kalau bisa jangan pernah berubah walaupun relasi lain mungkin bisa kita jalankan dari persahabatan kita kepada orang lain. Misalnya yang sering kita jalani adalah Sahabat menjadi partner bisnis, sahabat menjadi teman hidup sandaran hati (istri/suami), atau hubungan yang lain, karna memang hubungan persahabatan itu dapat berlangsung sampai akhirat, walaupun memang hubungan yang lain pun bisa berlangsung juga sampai akhirat.

Banyak orang tua yang mendidik anak-anaknya dengan menganggap seperti teman, atau sahabat, demikian pula guru terhadap muridnya, bos terhadap bawahannya. Namun demikian persahabatan yang tidak adanya saling menghargai atau mungkin tidak sadar diri masing masing posisi, akan menimbulkan pelecehan atau perselisihan. Seandainya para sahabat nabi tidak menganggap Muhammad sebagai rosul dan meremehkan, maka hubungan persahabatan mereka akan rusak. Walaupun mereka bersahabat namun mereka tetap sadar siapa masing-masing dari mereka dan siapa yang menjadi sahabat mereka. Seorang anak atau orang tuapun demikian adanya.

Bersahabat bukan berarti bebas bercanda, memanggil nama dengan semaunya tanpa memperhatikan siapa yang menjadi sahabat kita, namun saling menghargai, menyayangi, empati dan mengingatkan demi kebaikan satu sama lain.
Wallahua'lamu bisshowab (endyen)

Duhai para sahabat
jangan kau biarkan temanmu terjerembab dalam kesalahan
ulurkan kemampuanmu untuk menariknya dari dalam lubang kekliruan
salinglah bergandeng tangan dan berbahu meniti kesuksesan dunia akhirat
dengarkan, perhatikan dan berbuatlah demi selarasnya persahabatmu
jangan biarkan siapapun merusak ikatan harmonismu dengannya
tepislah segala kedengkian dan gantilah dengan kasih sayang serta cinta,
jadilah dan sambutlah sahabat sejati dalam hidupmu.

No comments: