Sunday, December 23, 2007

Uang VS Tuhan

Di masyarakat kita ada istilah pelet, atau sesuatu yang digunakan untuk memikat(biasanya sih memikat sang pujaan hati) nah duit adalah pelet yang paling ampuh di zaman ini, dia sering sekali menaklukan banyak wanita, atau orang-orang. Deminya banyak yang berkorban apa saja baik waktu, tenaga bahkan tak jarang yang menjual harga diri, kehormatan yang lebih menyedihkan adalah menjual Aqidah.(Nauzhubillah min zhalik)


Satu hari aku mengeluh kepada kakakku setelah aku mencari kerja belum dapat, aku pergi ke PJTKI yang memberangkatkan ke Saudi Arabia "kak pingin ke luar negri jadi TKI ajalah aku, tapi aku tadi pergi ke PJTKI gak ada lowongan, yang ada cuma buat sopir, aku belum bisa nyopir, mau kursus dulu gak punya duit", kakakku menjawab "memang di zaman sekarang ini segalanya perlu duit, kalau punya duit kamu bisa ngapain aja, apa-apa duit, duit dan duit, tanpa duit jari di gigit, dan akhirnya mati kejepit, jadilah kau mayit, itulah duit".

Semoga itu hanya gurauannya saja, sempat aku membantah "emang duit tuhan yang bisa menentukan aku ke sana, kemari bisa begini dan bisa begitu bahkan hidup dan mati" kakakku diam dan tidak meneruskan mungkin dia merasa kecerobohannya dalam berbicara walau canda.

"Hampir-hampir kefakiran membuat orang menjadi kufur" dimikian rosul Barsabda. wah kita harus sangat hati-hati ama barang yang bernama duit ini, kecil bentuknya bahkan banyak yang tidak terlihat tapi pengaruhnya sangat besar, saya yakin para pemaca sekalian sadar bagaimana pengaruh duit yang sangat luar biasa, dan tak jarang sependapat dengan perkataan kakak saya di atas sadar atau tidak sadar. Karna itulah kenyataan dan bukti bahwa perkataan Rosul benar adanya, dengan tidak adanya uang terkadang keimanan kita menjadi lemah dengan banyaknya uangpun terkadang akidah kita tergeser.

Jika kita ingin buah jeruk dan tidak ada yang menjualnya maka kita harus sabar menanam jeruk, saat menanampun kita harus perhatikan pohonnya tumbuh, terserang penyakit atau tidak, kita harus memupuknya, menyiramnya, merawat pohon dan daunnya, batangnya dan lain sebagainya, hingga akhirnya jeruk tersebut berbuah lebat dan menghasilkan. Demikianlah kita bertanam di dunia ini, merawat segala amalan kita selama hidup didunia, membutuhkan uang atau nafkah memang tapi jangan disertai dengan kelalaian bahwa itu adalah dari Allah karna kelalaian itu ibarat hama yang akan merusak buah, walaupun banyak amal, subur tanaman, kalau tidak ada buahnya buat apa.Tapi sebaliknya walaupun tak begitu lebat daunnya, pohonnya biasa saja tapi buahnya manis dan lebat itu lebih bagus, yang beruntung pohonnya baik dan buahnya lebat, sedangkan yang bangkrut pohonya kurus dan buahnya tidak ada.


Seorang bapak mempunyai anak dirumah sakit, dia tidak mempunyai cukup uang untuk biaya oprasi tumor anaknya, dia memohon bantuan kesana kemari dan tidak mendapatkannya, dan akhirnya anaknya meninggal karna keterlambatan operasi, pihak rumah sakit pun bersikeras tidak akan mengoprasi bila tidak ada uang DP terlebih dahulu, sang ayah sangat sedih dan menggerutu "coba kalau kita punya uang cukup, mungkin anak kita akan selamat".

Seorang kaya mempunyai anak yang tidak begitu cerdas, sang anak lulus dari SMA dengan nilai paspasan, sang anak mempunyai teman yang sangat pintar di sokolahnya tetapi dia anak orang miskin, mereka punya cita-cita sama yaitu menjadi dokter, si anak orang kaya tersebut daftar di Perguruan tinggi negri tetapi tidak di terima dan akhirnya mendaftar di suasta dengan uang masuk pertama sampai puluhan juta mulai kuliah dan akhirnya berhasil sukses menjadi dokter, sementara anak si orang miskin mendaftar di Perguruan tinggi negri di terima, tetapi sampai di tengah jalan dia harus putu sekolah karna buku-buku yang terlalu mahal, dan biaya perjalanan yang tidak terbayar oleh orang tuanya, akhirnya dia menjadi pedagang di pasar bekerja kepada orang.

Sekilas melihat kasus di atas orang awam akan berpendapat bahwa uanglah yang sangat berperan besar menentukan nasib seseorang, demikianlah sistem kapitalisme yang telah menggeser akidah, yang seharunya masala kesehatan, pendidikan adalah tanggung jawab pemerintah dalam sistem islam.

Wallahu a'lam bagaimana pengaturan negri ini dan bagaimana hak si miskin di negri ini, apakah akan disalahkan karna mereka tidak mampu dan tidak jadi orang kaya? sementara si kaya bisa seenaknya menyuap sana sini, untuk menentukan kehendaknya, bisa selicin belut bergerak ke sana kemari sesuka hati tak tertangkap oleh siapapun. yang jelas satu kabar gembira untuk kaum lemah dan miskin bahwa Uang bukanlah tuhan yang bisa menentukan anda bisa begini dan begitu sesuka hati, yakinlah bahwa yang bisa menentukan anda berhasil dan gagal, hidup dan mati, kaya atau miskin dalah Tuhan bukan uang. Jika si miskin merasa tertindas lemah terinjak oleh si kaya yang menyuap sana sini bertindak seenaknya melanggar aturan Tuhan, anggap saja dia adalah hamba Uang, Tuhannya adalah Uang, jika mampu tegur dan ingatkanlah mereka, jika tidak doakan mereka, maka insya Allah anda lebih mulya di sini Allah SWT.
wallahua'lamu bishowab. Endn

No comments: